Kamis, 29 September 2011
R E M O T E
REMOTE. Allah mengendalikan alam semesta dan seisinya dg "Maha Remote Controle", dan agar proses Remote berlangsung, manusia diinsert software Remote Sensor (RS) di qolbu dan dianugerahi AGAMA melalui Al Quran, Injil, Wreda dst dan Nabi/Rasul sbg petunjuk mengenal Allah Pencipta Maha Remote sekaligus u petunjuk operasional merawat-membersihkan Remote Sensor. Kebersihan RS mutlak sbg syarat berlangsungnya proses Remote, karena syetan diijinkan hidup di Qolbu u merusak signal RS melalui bisikan bisikan jahatnya agar komunikasi dg NYA terputus.Menyebut asma Allah,dzikir didlm hati disetiap detak kehidupan sbg salah satu cara membersihkan RS menuju kenikmatan hidup tanpa permusuhan, aman dunia akhirat krn hati-RS yg bersih senantiasa di REMOTE oleh Allah,selamat menunaikan sholat Jumat,salam perjuangan ! Endro ss
Sabtu, 24 September 2011
Seni Intelijen, David Brooks,
Seni Intelijen, David Brooks, York Times, 2 April 2005
Tahun-tahun antara 1950 dan 1065 menjadi zaman keemasan buku nonfiksi Amerika. Penulis seperti Jane Jacobs, Louis Hartz, Daniel Bell dan David Riesman memuntahkan banyak buku tentang masyarakat Amerika dan hubungan bidang Internasional. Mereka mengandalkan diri pada sejarah, sastra, filsafat dan agama untuk memahami pola sosial dan menangkap tren yang akan terjadi. Meskipun buku itu gampang ditemukan di toko buku, metode mereka tidak dipedulikan. Kelompok lain menolak pendekatan mereka yang di anggap generalis/humanis dan berusaha membuat analisis sosial menjadi ilmu eksakta. Contohnya, bapak Intelijan Amerika Serikat, Sherman Kent, berpendapat bahwa ilmu sosial dan analisis Intelijen membutuhkan metode yang sistematis ”Lebih mirip metode ilmu Fisika” , katanya. Riset sosial dalam perencanaan perkotaan, sosiologi, dan analisis Intelijen mulai menjiplak ilmu Eksakta.
Sebuah makalah seorang sarjana Yale, Sulmaan Wasif Khan, memperlihatkan perbedaan mencolok antara dua cara memandang dunia itu. Khan membandingkan Perkiraan Intelijen Nasional era 1960-an yang dibuat CIA berkaitan dengan Cina yang baru saja di buka untuk umum dengan hasil analisis sarjana generalis seperti Donald Zagoria. Perkiraan Intelijen CIA muncul seperti yang anda bayangkan : Kumpulan data tanpa emosi yang di buat teknisi anonim. Mereka tidak menghubungkan pola berdasarkan pemahaman sejarah Cina atau membuat generalisasi etos elite Cina. Pendekatan Zagoria agak berbeda. Mengandalkan pemahaman mendalam terhadap sejarah dan masyarakat Cina, dia membuat gambaran dramatis bagaimana harapan dan ketakutan pemimpin Cina.Ia membayangkan bagaimana kita mesti mendekati Cina dan bagaimana mereka akan menafsirkan langkah-langkah Amerika.
Analisis CIA pada 12 November 1970 menyatakan kecil harapan kemajuan hubungan Amerika dengan Cina. Zagoria sebaliknya menyatakan Cina akan membuka diri. Zagoria yang benar, Henry Kissinger berada di Cina dalam hitungan bulan setelah laporan CIA itu. Tapi metode ilmiah yang digunakan CIA dan jargon teknisnya tampak lebih dipercaya (dipakai untuk justifikasi anggaran yang lebih besar). Maka kita pun selama puluhan tahun mendapat kegagalan intelijen yang sangat besar.
Minggu ini panel bidang intelijen yang dibuat presiden menunjukkan kegagalan yang sama dengan yang dibuat laporan lain. Mereka menyatakan analisis intelijen ”memperlihatkan tidak adanya imajinasi”. Mereka menciptakan spesialisasi semu: memisahkan analisis regional, teknikal, dan terorisme. Mereka menciptakan lapisan-lapisan analisis kasar. Komisi ini melakukan apa yang sudah dilakukan ditempat lain. Mereka mencoba mengorganisasi birokrasi analisis agar hasilnya lebih baik.
Tapi masalahnya bukan birokrasi. Ini soal dasar berpikir manusia sangat bagus menggunakan naluri dan imajinasi untuk memahami orang lain. Kita tahu, dari kemajuan bidang neuroscience yang dipopulerkan Malcom Gladwellad dalam Blink, bahwa pikiran manusia bisa melakukan sesuatu yang fantastis dalam mengenali pola bawah sadar. Ada proses tak tampak yang kita gunakan untuk menafsirkan dunia dan orang di sekitar kita. Saat anda mencoba menganalisis masalah manusia menggunakan proses yang sistimatis, prosedural dan birokratis seperti yang dilakukan CIA, anda akan mematikan alam bawah sadar itu. Anda tidak menghasilkan alasan mengapa ada kejadian tertentu.
Saya percaya masyarakat intelijen sudah benar berubah saat melihat analisis yang dikirim ke pusat pelatihan memperlihatkan pelajaran Thucydides, Tolstoy dan Churcill bisa memahami perilaku manusia. Saya percaya sistem sudah diperbaiki saat membuat kebijakan melihat laporan lain yang ditandatangani orang yang berbeda, yang tidak lagi diajukan sebagai laporan anonim, seragam, birokratis dan dengan item yang tampak seakan-akan hasil konsensus ilmiah. Saya percaya sudah ada perbaikan saat ada spanduk besar di depan Markas CIA bertulisan ”Pikiran individu lebih baik dari pada kelompok”.
Tahun-tahun antara 1950 dan 1065 menjadi zaman keemasan buku nonfiksi Amerika. Penulis seperti Jane Jacobs, Louis Hartz, Daniel Bell dan David Riesman memuntahkan banyak buku tentang masyarakat Amerika dan hubungan bidang Internasional. Mereka mengandalkan diri pada sejarah, sastra, filsafat dan agama untuk memahami pola sosial dan menangkap tren yang akan terjadi. Meskipun buku itu gampang ditemukan di toko buku, metode mereka tidak dipedulikan. Kelompok lain menolak pendekatan mereka yang di anggap generalis/humanis dan berusaha membuat analisis sosial menjadi ilmu eksakta. Contohnya, bapak Intelijan Amerika Serikat, Sherman Kent, berpendapat bahwa ilmu sosial dan analisis Intelijen membutuhkan metode yang sistematis ”Lebih mirip metode ilmu Fisika” , katanya. Riset sosial dalam perencanaan perkotaan, sosiologi, dan analisis Intelijen mulai menjiplak ilmu Eksakta.
Sebuah makalah seorang sarjana Yale, Sulmaan Wasif Khan, memperlihatkan perbedaan mencolok antara dua cara memandang dunia itu. Khan membandingkan Perkiraan Intelijen Nasional era 1960-an yang dibuat CIA berkaitan dengan Cina yang baru saja di buka untuk umum dengan hasil analisis sarjana generalis seperti Donald Zagoria. Perkiraan Intelijen CIA muncul seperti yang anda bayangkan : Kumpulan data tanpa emosi yang di buat teknisi anonim. Mereka tidak menghubungkan pola berdasarkan pemahaman sejarah Cina atau membuat generalisasi etos elite Cina. Pendekatan Zagoria agak berbeda. Mengandalkan pemahaman mendalam terhadap sejarah dan masyarakat Cina, dia membuat gambaran dramatis bagaimana harapan dan ketakutan pemimpin Cina.Ia membayangkan bagaimana kita mesti mendekati Cina dan bagaimana mereka akan menafsirkan langkah-langkah Amerika.
Analisis CIA pada 12 November 1970 menyatakan kecil harapan kemajuan hubungan Amerika dengan Cina. Zagoria sebaliknya menyatakan Cina akan membuka diri. Zagoria yang benar, Henry Kissinger berada di Cina dalam hitungan bulan setelah laporan CIA itu. Tapi metode ilmiah yang digunakan CIA dan jargon teknisnya tampak lebih dipercaya (dipakai untuk justifikasi anggaran yang lebih besar). Maka kita pun selama puluhan tahun mendapat kegagalan intelijen yang sangat besar.
Minggu ini panel bidang intelijen yang dibuat presiden menunjukkan kegagalan yang sama dengan yang dibuat laporan lain. Mereka menyatakan analisis intelijen ”memperlihatkan tidak adanya imajinasi”. Mereka menciptakan spesialisasi semu: memisahkan analisis regional, teknikal, dan terorisme. Mereka menciptakan lapisan-lapisan analisis kasar. Komisi ini melakukan apa yang sudah dilakukan ditempat lain. Mereka mencoba mengorganisasi birokrasi analisis agar hasilnya lebih baik.
Tapi masalahnya bukan birokrasi. Ini soal dasar berpikir manusia sangat bagus menggunakan naluri dan imajinasi untuk memahami orang lain. Kita tahu, dari kemajuan bidang neuroscience yang dipopulerkan Malcom Gladwellad dalam Blink, bahwa pikiran manusia bisa melakukan sesuatu yang fantastis dalam mengenali pola bawah sadar. Ada proses tak tampak yang kita gunakan untuk menafsirkan dunia dan orang di sekitar kita. Saat anda mencoba menganalisis masalah manusia menggunakan proses yang sistimatis, prosedural dan birokratis seperti yang dilakukan CIA, anda akan mematikan alam bawah sadar itu. Anda tidak menghasilkan alasan mengapa ada kejadian tertentu.
Saya percaya masyarakat intelijen sudah benar berubah saat melihat analisis yang dikirim ke pusat pelatihan memperlihatkan pelajaran Thucydides, Tolstoy dan Churcill bisa memahami perilaku manusia. Saya percaya sistem sudah diperbaiki saat membuat kebijakan melihat laporan lain yang ditandatangani orang yang berbeda, yang tidak lagi diajukan sebagai laporan anonim, seragam, birokratis dan dengan item yang tampak seakan-akan hasil konsensus ilmiah. Saya percaya sudah ada perbaikan saat ada spanduk besar di depan Markas CIA bertulisan ”Pikiran individu lebih baik dari pada kelompok”.
LAUT sbg HALAMAN DEPAN NKRI !
Menjadikan “LAUT SEBAGAI HALAMAN DEPAN NKRI”.
Pengantar.
Mengapa Negara sebesar NKRI bisa lumpuh dan diambang kehancuran ? Pelbagai analisa berkembang dan hingga kini belum terpecahkan solusinya. Hal diatas terjadi karena selama 65 tahun NKRI dijadikan sebagai halaman belakang Konspirasi Global. Sumbangan pemikiran di HUT Kemerdekaan NKRI ke 65 dibawah ini kiranya bisa menjadi pendekatan dan solusi untuk mencegah kehancuran bangsa Indonesia
LAUT NKRI dijadikan Halaman Belakang Konspirasi Global.
Halaman belakang, biasa dipakai untuk membuang sampah, atau menimbun barang barang bekas yang tidak dipakai dan karena luasnya lautan “ halaman belakang ” NKRI 5,8 juta km2, panjang garis pantai 81.900 km, dan SDA melimpah ruah seolah olah tak bertuan, maka 10 negara asing Malaysia, Singapura, Filipina, India, Thailand, Vietnam, Republik Palau, Australia, Timor Leste, PNG memanfaatkan kondisi ini bagi kepentingan ekonomi negerinya atau sebagai lahan politiking perpanjangan tangan-broker dari Negara adikuasa lainnya yang menghendaki balkanisasi Indonesia terutama karena SDM muslim terbesar didunia, secara halus dan bermartabat dengan teori soft power.
Dari sepuluh negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia, 9 negara lainnya belum terdeteksi secara ektreem mengganggu kedaulatan Indonesia dan Malaysia hingga saat ini paling agresif melancarkan kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai asymmetric warfare yaitu dengan cara mengeksploitasi kondisi domestik Indonesia dan bertujuan untuk menjadi pemegang inisiatif dalam berbagai kepentingannya dengan Indonesia seperti pencurian SDA, perlintasan illegal bagi traficking, illegal loging, penyelundupan senjata, transaksi illegal BBM dilaut, pembuangan sampah B3, pencurian budaya darat, Warisan Budaya Bawah Air ( WBBA ) dari kapal tenggelam, penanganan permasalahan TKI, penyelesaian sengketa perbatasan darat, blok Ambalat, dstnya.
Hal diatas sejalan dengan definisi Steven Metz and Douglas Johnson (ahli persoalan militer dan keamanan nasional Amerika Serikat), bahwa asymmetric warfare adalah suatu tindakan, pengorganisasian dan pemikiran yang “berbeda dari lawan untuk memaksimalkan keuntungan sendiri, mengeksploitasi kelemahan lawan, menjadi pemegang inisiatif dan mendapatkan peluang yang lebih besar untuk bereaksi”, dapat berupa strategi politik, strategi militer, operasional (sosial, budaya, ekonomi dsb), atau kombinasi dari 3 hal tersebut, dalam jangka pendek atau jangka panjang, bersifat tertutup ataupun proaktif, maupun bersifat psikologis atau dimensi phisik dalam pendekatannya.
Dan bangsa Indonesia baru menyadari bahwa “halaman belakang” nya ternyata sangat berharga setelah beralihnya kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari NKRI ke Malaysia pada tanggal 18 Desember 2002 melalui putusan pengadilan Mahkamah Internasional dan saat itu pula kedaulatan bangsa telah diinjak dan dipermalukan Malaysia. Tidak berhenti disitu , lagi lagi integritas bangsa diinjak injak di perairan Ambalat, Kalimantan Timur tahun 2007 sebanyak 76 kali, tahun 2008 ada 23 kali pelanggaran, untuk tahun ini sudah 11 kali pelanggaran, walaupun sudah dilakukan 23 kali perundingan dan Juli mendatang akan dilangsungkan perundingan ke-24. lalu apa kata dunia ?
Kebutuhan ekonomi sebagian masyarakat Indonesia terhadap Malaysia yang menghasilkan Remitensi dari pahlawan devisa sebanyak Rp 60 triliun (US$ 6,615 miliar) TKI diseluruh dunia, tertinggi disumbangkan oleh 1,2 juta TKI di Malaysia yang sebagian besar bekerja di sektor informal, bukan berarti Negara Host boleh seenaknya menindak 293 TKI di Malaysia yang terancam hukuman mati, 52 TKI lainnya yang terancam hukuman kurungan 6-20 tahun dengan rincian kasus 302 orang terkait dengan kasus narkoba, 39 orang dituduh melakukan pembunuhan termasuk membunuh majikan, 2 orang kasus perkosaan, dan 1 orang ditahan karena kepemilikan senjata api illegal.
Kesewenangan Malaysia atas TKI lebih nyata dimana disinyalir antara 100 TKI meninggal tiap tahun dengan penyebabnya macam-macam seperti kecelakaan kerja, kecelakaan lalulintas, sakit dan lain sebagainya, dan tiap bulan rata-rata 1.000 TKI mengadu ke KBRI tentang masalah yang menimpa mereka seperti surat penting yang hilang, gaji yang terlambat, tindak kekerasan, dsb nya. Seharusnya pemerintah lebih tanggap atas kondisi warga negaranya yang jadi TKI dan dengan sikap pemerintah yang seolah mengabaikan warga negaranya, maka Malaysia tentu saja akan lebih semaunya memperlakukan bangsa Indonesia.
Malaysia merampok kebudayaan Nusantara ketika Klaim lagu Burung Kakak Tua, Rasa Sayange, Indang Sungai Garinggiang dan tarian Reog Ponorogo sebagai tarian budaya Malaysia, lebih mempertegas bahwa pemerintah Indonesia tidak dapat melindungi karya anak bangsa. Ditambah lagi bahwa sebanyak 60 naskah Melayu kuno antara lain, sejumlah syair, hikayat, catatan harian, Al Quran kuno yang semuanya bertuliskan tangan pada abad 19 lalu, berasal dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau sudah berpindah tangan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ke Malaysia.
Pencurian naskah kuno ini menggambarkan bahwa Malaysia mempunyai grand strategi kedepan yang bertujuan untuk memutarbalikkan fakta bahwa Malaysia mengklaim kebudayaan Melayu berasal dari Malaysia dengan demikian Indonesia diletakkan secara kebudayaan sebagai menjadi rumpun Negara Malaysia.
Langkah strategik asymmetric warfare lainnya dibidang pendidikan dimana di sinyalir 3000 mahasiswa Malaysia yang menimba ilmu kedokteran di berbagai universitas negeri seperti di FK UGM, FK Universitas Hasanuddin (Makassar), FK Universitas Indonesia, FK Universitas Udayana (Denpasar), FK Universitas Sebelas Maret (Surakarta), FK Universitas Diponegoro (Semarang), dan FK Universitas Airlangga (Surabaya), setelah lulus diagendakan pemerintah Malaysia untuk bertugas sebagai pertugas kesehatan diperbatasan, dan tentunya dengan fasilitas yang jauh lebih baik dari Puskesmas NKRI. Hal ini sebagai salah satu strategi asymmetric warfare mengambil hati WNI diperbatasan.
Dan bila hal diatas dikaitkan dengan pernyataan pada tanggal 27 Februari 2009, Ketua Staf 1 Divisyen Infanteri Malaysia, Kolonel Zulkifli Hasyim, mengatakan bahwa patok batas negara antara Indonesia dengan Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat sepanjang 1.004 kilometer dan sejumlah ratusan patok sama sekali tidak ada yang jaga dan banyak yang sudah bergeser puluhan kilo meter ataupun hilang, dirusak, maka strategi merebut hati WNI melalui bidang kesehatan diperbatasan akan lebih efektif untuk menghancurkan kedaulatan NKRI.
Sama halnya seperti ketika tanggal 11 Februari 2008 KSAD Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo dalam rapat dengan Komisi I DPR RI Jakarta, mengatakan bahwa Malaysia telah merekrut pemuda Indonesia menjadi Askar Wataniah yang bertugas membela perbatasan Malaysia dengan Indonesia sampai tahun 2012, akan direkrut ± 40 ribu orang Askar Wataniah, ini sebagai wujud dari serangan asymmetric, bertujuan merebut hati WNI diperbatasan sekaligus untuk menyiapkan melawan bangsanya sendiri.
Bukti lain bahwa NKRI telah menjadi “halaman belakang” negara asing dan tidak pernah termonitor oleh NKRI, bahwa di Selat Malaka yang panjangnya 900 km mulai dari perbatasan Laut Andaman hingga Selat Philips dengan lebar tersempit 1,9 km dan terluas sekitar 100 km yang dilalui 60.000 kapal tanker yang memuat 80 % minyak dunia pertahunnya, sangat rawan keamanan, infiltrasi asing, penyelundupan senjata, pencurian SDA dan pembuangan limbah B3. Hal yang sama juga sangat mungkin terjadi di 4 jalur Alur Laut kepulauan Indonesia (ALKI).
Semua ini tidak akan terjadi bila paradigma “halaman belakang “ dirubah bahwa batas laut NKRI adalah “halaman depan” NKRI, dengan kata lain bahwa pintu masuk halaman depan yang berbatasan dengan 10 negara harus diperkuat dengan penjagaan batas wilayah yang memadai oleh TNI AL, aparat intelijen yang professional dan dilengkapi dengan peralatan canggih.
Dengan perkuatan alutsista TNI AL, percepatan pengadaan korvet, kapal selam juga 800 radar laut dan didukung aparat intelijen yang handal sebagai “CCTV” halaman laut NKRI, akan meningkatkan kemandirian bahari dan kemaritiman dikalangan masyarakat Indonesia, maka dengan sendirinya kedaulatan NKRI akan terjaga, sehingga harga diri dan rasa kebanggaan bangsa sebagai Negara bahari yang kuat, akan membuat 10 negara tetangga yang kategorinya hanya Negara kecil jera untuk berbuat seenaknya kepada NKRI.
Dengan demikian TKI yang berada dimanapun juga akan dihormati secara professional dan kepada jutaaan TKI itulah bangsa berharap sebagai duta bangsa, tidak hanya sebagai pekerja profesional, namun sekaligus sebagai symbol utuh sosok NKRI. Dari situlah maka Negara didunia akan menghormati bangsa Indonesia secara utuh, tidak hanya karena kwantitasnya sebagai Negara yang berpenduduk muslim terbesar didunia, juga bukan karena Negara yang sumber SDA terkaya didunia, tetapi karena SDM berkwalitas, murah senyum karena berkepribadian luhur yang menjunjung tinggi perbedaan dan HAM sebagai insan yang menjabarkan Pancasila kedunia internasional.
Menurut Dewan Kelautan Indonesia Prakiraan nilai ekonomi potensi dan kekayaan laut Indonesia yang telah dihitung para pakar dan lembaga terkait dalam setahun mencapai 149,94 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14.994 triliun. Potensi ekonomi kekayaan laut tersebut meliputi perikanan senilai 31,94 miliar dollar AS, wilayah pesisir lestari 56 miliar dollar AS, bioteknologi laut total 40 miliar dollar AS, wisata bahari 2 miliar dollar AS, minyak bumi sebesar 6,64 miliar dollar AS dan transportasi laut sebesar 20 miliar dollar AS.
Laut Indonesia tanpa radar laut memadai dan satelit mata-mata sebagai “CCTV” telah mengakibatkan pencurian kekayaan laut dari illegal fishing 40 triliun pertahun, pencurian BBM dilautan 50 triliun dan jalur laut yang digunakan illegal loging 30 triliun pertahun, diperkiraan Negara merugi 120 triliun pertahun. Pencurian harta karun dari Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam – BMKT oleh sindikat internasional Michael Hatcher yang berhasil mengangkat Kapal Vec De Geldermalsen di perairan Bintan Timur tahun 1986 dan mengangkat kapal Tek Sing di Perairan Bangka pada tahun 1999 secara illegal dan Hasil yang didapat Hatcher dari kedua kapal karam itu triliunan rupiah. Sementara masih ada 435 titik kapal tenggelam lainnya di “halaman belakang” yang bernilai sangat strategis.
Insiden ditangkapnya 3 petugas DKP tanggal 18 Agustus 2010 oleh Tentara laut Malaysia kemudian terjadi model diplomasi barter atau tukar guling, dimana 3 aparat hukum kita ditukargulingkan dengan 7 pencuri ikan asal Malaysia, menandakan betapa lemahnya diplomasi Indonesia. Seharusnya 7 pencuri ikan asal Malaysia tidak boleh dilepas tanpa proses hukum sesuai UU No.45 Tahun 2009 tentang Perikanan karena mereka-mereka melakukan pencurian ikan bisa dipidanakan. Untuk pemilik kapal saja bisa dipidanakan 6 tahun maksimum dan denda paling banyak Rp 20 miliar. Yang aneh lagi bahwa 3 petugas KKP dilepas tanpa proses hukum yang jelas, apakah dilepas dengan status bersalah atau salah tangkap dan sekali lagi harga diri bangsa dilecehkan dengan tidak ada permintaan maaf dari Pemerintah Malaysia sebagai konsekuensi penangkapan petugas KKP di perairan Indonesia.
Kini bangsa harus bertanya, karena mudahnya peristiwa tukar guling tadi, serta 3 petugas bebas tak bersyarat, maka jangan jangan 3 pertugas tadi hanya sebagai pion sebuah sindikat besar bahkan internasional dan benar-benar melakukan pelanggaran batas laut yang terindikasi memanfaatkan kekayaan laut secara illegal atau memang Indonesia – Malaysia tidak punya batas laut yang tegas, atau memang paradigma bahwa Indonesia sebagai Halaman belakang yang diciptakan sebagai strategi Konspirasi Global ?
Sebuah pembiaran yang sangat massif dan sistematis untuk menghancurkan kekayaan SDA setelah 65 tahun merdeka yang tentu tidak bisa dilakukan oleh segelintir kekuatan, dan hanya bisa dilakukan oleh sebuah kekuatan konspirasi yang sangat besar, Konspirasi Global dengan begundal dan pengkhianat bangsa. Akankah bangsa ini tetap bodoh untuk tetap membiarkan kedaulatan bangsa diinjak injak dan pencurian asset bangsa yang nilainya jutaan triliun berlangsung terus ?
Selagi paradigma pertahanan tidak berubah dan menggunakan paradigma asymmetric yang mengikutsertakan kekuatan seluruh rakyat semesta, maka tidak akan pernah rakyat Indonesia menjadi tuan dinegara sendiri, karena kita hanya hamba sahaya yang berada dihalaman belakang. Menjadikan laut NKRI sebagai halaman depan berarti seluruh rakyat harus siap menjadikan NKRI sebagai Negara berkekuatan bahari, baik dari sosial, budaya, ekonomi dan pertahanannya.
Masih ada 9 negara tetangga lainnya yang hingga kini belum terdeteksi secara utuh apakah mereka juga menjadi broker Negara adi kuasa yang ingin menguasai Indonesia. Hanya dua penyebab mengapa Indonesia diminati untuk di balkanisasikan oleh Negara Adi kuasa, yakni karena SDM muslim terbesar dan SDA terkaya didunia.
KPAB-Konsorsium Penyelamat Aset Bangsa mengajak seluruh komponen bangsa untuk berjuang menyelamatkan Kedaulatan dan Aset Bangsa, dengan merubah paradigma bukan untuk dieksploitasi sebagai halaman belakang, tetapi menjadikan laut sebagai halaman depan NKRI.
Pengantar.
Mengapa Negara sebesar NKRI bisa lumpuh dan diambang kehancuran ? Pelbagai analisa berkembang dan hingga kini belum terpecahkan solusinya. Hal diatas terjadi karena selama 65 tahun NKRI dijadikan sebagai halaman belakang Konspirasi Global. Sumbangan pemikiran di HUT Kemerdekaan NKRI ke 65 dibawah ini kiranya bisa menjadi pendekatan dan solusi untuk mencegah kehancuran bangsa Indonesia
LAUT NKRI dijadikan Halaman Belakang Konspirasi Global.
Halaman belakang, biasa dipakai untuk membuang sampah, atau menimbun barang barang bekas yang tidak dipakai dan karena luasnya lautan “ halaman belakang ” NKRI 5,8 juta km2, panjang garis pantai 81.900 km, dan SDA melimpah ruah seolah olah tak bertuan, maka 10 negara asing Malaysia, Singapura, Filipina, India, Thailand, Vietnam, Republik Palau, Australia, Timor Leste, PNG memanfaatkan kondisi ini bagi kepentingan ekonomi negerinya atau sebagai lahan politiking perpanjangan tangan-broker dari Negara adikuasa lainnya yang menghendaki balkanisasi Indonesia terutama karena SDM muslim terbesar didunia, secara halus dan bermartabat dengan teori soft power.
Dari sepuluh negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia, 9 negara lainnya belum terdeteksi secara ektreem mengganggu kedaulatan Indonesia dan Malaysia hingga saat ini paling agresif melancarkan kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai asymmetric warfare yaitu dengan cara mengeksploitasi kondisi domestik Indonesia dan bertujuan untuk menjadi pemegang inisiatif dalam berbagai kepentingannya dengan Indonesia seperti pencurian SDA, perlintasan illegal bagi traficking, illegal loging, penyelundupan senjata, transaksi illegal BBM dilaut, pembuangan sampah B3, pencurian budaya darat, Warisan Budaya Bawah Air ( WBBA ) dari kapal tenggelam, penanganan permasalahan TKI, penyelesaian sengketa perbatasan darat, blok Ambalat, dstnya.
Hal diatas sejalan dengan definisi Steven Metz and Douglas Johnson (ahli persoalan militer dan keamanan nasional Amerika Serikat), bahwa asymmetric warfare adalah suatu tindakan, pengorganisasian dan pemikiran yang “berbeda dari lawan untuk memaksimalkan keuntungan sendiri, mengeksploitasi kelemahan lawan, menjadi pemegang inisiatif dan mendapatkan peluang yang lebih besar untuk bereaksi”, dapat berupa strategi politik, strategi militer, operasional (sosial, budaya, ekonomi dsb), atau kombinasi dari 3 hal tersebut, dalam jangka pendek atau jangka panjang, bersifat tertutup ataupun proaktif, maupun bersifat psikologis atau dimensi phisik dalam pendekatannya.
Dan bangsa Indonesia baru menyadari bahwa “halaman belakang” nya ternyata sangat berharga setelah beralihnya kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan lepas dari NKRI ke Malaysia pada tanggal 18 Desember 2002 melalui putusan pengadilan Mahkamah Internasional dan saat itu pula kedaulatan bangsa telah diinjak dan dipermalukan Malaysia. Tidak berhenti disitu , lagi lagi integritas bangsa diinjak injak di perairan Ambalat, Kalimantan Timur tahun 2007 sebanyak 76 kali, tahun 2008 ada 23 kali pelanggaran, untuk tahun ini sudah 11 kali pelanggaran, walaupun sudah dilakukan 23 kali perundingan dan Juli mendatang akan dilangsungkan perundingan ke-24. lalu apa kata dunia ?
Kebutuhan ekonomi sebagian masyarakat Indonesia terhadap Malaysia yang menghasilkan Remitensi dari pahlawan devisa sebanyak Rp 60 triliun (US$ 6,615 miliar) TKI diseluruh dunia, tertinggi disumbangkan oleh 1,2 juta TKI di Malaysia yang sebagian besar bekerja di sektor informal, bukan berarti Negara Host boleh seenaknya menindak 293 TKI di Malaysia yang terancam hukuman mati, 52 TKI lainnya yang terancam hukuman kurungan 6-20 tahun dengan rincian kasus 302 orang terkait dengan kasus narkoba, 39 orang dituduh melakukan pembunuhan termasuk membunuh majikan, 2 orang kasus perkosaan, dan 1 orang ditahan karena kepemilikan senjata api illegal.
Kesewenangan Malaysia atas TKI lebih nyata dimana disinyalir antara 100 TKI meninggal tiap tahun dengan penyebabnya macam-macam seperti kecelakaan kerja, kecelakaan lalulintas, sakit dan lain sebagainya, dan tiap bulan rata-rata 1.000 TKI mengadu ke KBRI tentang masalah yang menimpa mereka seperti surat penting yang hilang, gaji yang terlambat, tindak kekerasan, dsb nya. Seharusnya pemerintah lebih tanggap atas kondisi warga negaranya yang jadi TKI dan dengan sikap pemerintah yang seolah mengabaikan warga negaranya, maka Malaysia tentu saja akan lebih semaunya memperlakukan bangsa Indonesia.
Malaysia merampok kebudayaan Nusantara ketika Klaim lagu Burung Kakak Tua, Rasa Sayange, Indang Sungai Garinggiang dan tarian Reog Ponorogo sebagai tarian budaya Malaysia, lebih mempertegas bahwa pemerintah Indonesia tidak dapat melindungi karya anak bangsa. Ditambah lagi bahwa sebanyak 60 naskah Melayu kuno antara lain, sejumlah syair, hikayat, catatan harian, Al Quran kuno yang semuanya bertuliskan tangan pada abad 19 lalu, berasal dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau sudah berpindah tangan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ke Malaysia.
Pencurian naskah kuno ini menggambarkan bahwa Malaysia mempunyai grand strategi kedepan yang bertujuan untuk memutarbalikkan fakta bahwa Malaysia mengklaim kebudayaan Melayu berasal dari Malaysia dengan demikian Indonesia diletakkan secara kebudayaan sebagai menjadi rumpun Negara Malaysia.
Langkah strategik asymmetric warfare lainnya dibidang pendidikan dimana di sinyalir 3000 mahasiswa Malaysia yang menimba ilmu kedokteran di berbagai universitas negeri seperti di FK UGM, FK Universitas Hasanuddin (Makassar), FK Universitas Indonesia, FK Universitas Udayana (Denpasar), FK Universitas Sebelas Maret (Surakarta), FK Universitas Diponegoro (Semarang), dan FK Universitas Airlangga (Surabaya), setelah lulus diagendakan pemerintah Malaysia untuk bertugas sebagai pertugas kesehatan diperbatasan, dan tentunya dengan fasilitas yang jauh lebih baik dari Puskesmas NKRI. Hal ini sebagai salah satu strategi asymmetric warfare mengambil hati WNI diperbatasan.
Dan bila hal diatas dikaitkan dengan pernyataan pada tanggal 27 Februari 2009, Ketua Staf 1 Divisyen Infanteri Malaysia, Kolonel Zulkifli Hasyim, mengatakan bahwa patok batas negara antara Indonesia dengan Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat sepanjang 1.004 kilometer dan sejumlah ratusan patok sama sekali tidak ada yang jaga dan banyak yang sudah bergeser puluhan kilo meter ataupun hilang, dirusak, maka strategi merebut hati WNI melalui bidang kesehatan diperbatasan akan lebih efektif untuk menghancurkan kedaulatan NKRI.
Sama halnya seperti ketika tanggal 11 Februari 2008 KSAD Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo dalam rapat dengan Komisi I DPR RI Jakarta, mengatakan bahwa Malaysia telah merekrut pemuda Indonesia menjadi Askar Wataniah yang bertugas membela perbatasan Malaysia dengan Indonesia sampai tahun 2012, akan direkrut ± 40 ribu orang Askar Wataniah, ini sebagai wujud dari serangan asymmetric, bertujuan merebut hati WNI diperbatasan sekaligus untuk menyiapkan melawan bangsanya sendiri.
Bukti lain bahwa NKRI telah menjadi “halaman belakang” negara asing dan tidak pernah termonitor oleh NKRI, bahwa di Selat Malaka yang panjangnya 900 km mulai dari perbatasan Laut Andaman hingga Selat Philips dengan lebar tersempit 1,9 km dan terluas sekitar 100 km yang dilalui 60.000 kapal tanker yang memuat 80 % minyak dunia pertahunnya, sangat rawan keamanan, infiltrasi asing, penyelundupan senjata, pencurian SDA dan pembuangan limbah B3. Hal yang sama juga sangat mungkin terjadi di 4 jalur Alur Laut kepulauan Indonesia (ALKI).
Semua ini tidak akan terjadi bila paradigma “halaman belakang “ dirubah bahwa batas laut NKRI adalah “halaman depan” NKRI, dengan kata lain bahwa pintu masuk halaman depan yang berbatasan dengan 10 negara harus diperkuat dengan penjagaan batas wilayah yang memadai oleh TNI AL, aparat intelijen yang professional dan dilengkapi dengan peralatan canggih.
Dengan perkuatan alutsista TNI AL, percepatan pengadaan korvet, kapal selam juga 800 radar laut dan didukung aparat intelijen yang handal sebagai “CCTV” halaman laut NKRI, akan meningkatkan kemandirian bahari dan kemaritiman dikalangan masyarakat Indonesia, maka dengan sendirinya kedaulatan NKRI akan terjaga, sehingga harga diri dan rasa kebanggaan bangsa sebagai Negara bahari yang kuat, akan membuat 10 negara tetangga yang kategorinya hanya Negara kecil jera untuk berbuat seenaknya kepada NKRI.
Dengan demikian TKI yang berada dimanapun juga akan dihormati secara professional dan kepada jutaaan TKI itulah bangsa berharap sebagai duta bangsa, tidak hanya sebagai pekerja profesional, namun sekaligus sebagai symbol utuh sosok NKRI. Dari situlah maka Negara didunia akan menghormati bangsa Indonesia secara utuh, tidak hanya karena kwantitasnya sebagai Negara yang berpenduduk muslim terbesar didunia, juga bukan karena Negara yang sumber SDA terkaya didunia, tetapi karena SDM berkwalitas, murah senyum karena berkepribadian luhur yang menjunjung tinggi perbedaan dan HAM sebagai insan yang menjabarkan Pancasila kedunia internasional.
Menurut Dewan Kelautan Indonesia Prakiraan nilai ekonomi potensi dan kekayaan laut Indonesia yang telah dihitung para pakar dan lembaga terkait dalam setahun mencapai 149,94 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14.994 triliun. Potensi ekonomi kekayaan laut tersebut meliputi perikanan senilai 31,94 miliar dollar AS, wilayah pesisir lestari 56 miliar dollar AS, bioteknologi laut total 40 miliar dollar AS, wisata bahari 2 miliar dollar AS, minyak bumi sebesar 6,64 miliar dollar AS dan transportasi laut sebesar 20 miliar dollar AS.
Laut Indonesia tanpa radar laut memadai dan satelit mata-mata sebagai “CCTV” telah mengakibatkan pencurian kekayaan laut dari illegal fishing 40 triliun pertahun, pencurian BBM dilautan 50 triliun dan jalur laut yang digunakan illegal loging 30 triliun pertahun, diperkiraan Negara merugi 120 triliun pertahun. Pencurian harta karun dari Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam – BMKT oleh sindikat internasional Michael Hatcher yang berhasil mengangkat Kapal Vec De Geldermalsen di perairan Bintan Timur tahun 1986 dan mengangkat kapal Tek Sing di Perairan Bangka pada tahun 1999 secara illegal dan Hasil yang didapat Hatcher dari kedua kapal karam itu triliunan rupiah. Sementara masih ada 435 titik kapal tenggelam lainnya di “halaman belakang” yang bernilai sangat strategis.
Insiden ditangkapnya 3 petugas DKP tanggal 18 Agustus 2010 oleh Tentara laut Malaysia kemudian terjadi model diplomasi barter atau tukar guling, dimana 3 aparat hukum kita ditukargulingkan dengan 7 pencuri ikan asal Malaysia, menandakan betapa lemahnya diplomasi Indonesia. Seharusnya 7 pencuri ikan asal Malaysia tidak boleh dilepas tanpa proses hukum sesuai UU No.45 Tahun 2009 tentang Perikanan karena mereka-mereka melakukan pencurian ikan bisa dipidanakan. Untuk pemilik kapal saja bisa dipidanakan 6 tahun maksimum dan denda paling banyak Rp 20 miliar. Yang aneh lagi bahwa 3 petugas KKP dilepas tanpa proses hukum yang jelas, apakah dilepas dengan status bersalah atau salah tangkap dan sekali lagi harga diri bangsa dilecehkan dengan tidak ada permintaan maaf dari Pemerintah Malaysia sebagai konsekuensi penangkapan petugas KKP di perairan Indonesia.
Kini bangsa harus bertanya, karena mudahnya peristiwa tukar guling tadi, serta 3 petugas bebas tak bersyarat, maka jangan jangan 3 pertugas tadi hanya sebagai pion sebuah sindikat besar bahkan internasional dan benar-benar melakukan pelanggaran batas laut yang terindikasi memanfaatkan kekayaan laut secara illegal atau memang Indonesia – Malaysia tidak punya batas laut yang tegas, atau memang paradigma bahwa Indonesia sebagai Halaman belakang yang diciptakan sebagai strategi Konspirasi Global ?
Sebuah pembiaran yang sangat massif dan sistematis untuk menghancurkan kekayaan SDA setelah 65 tahun merdeka yang tentu tidak bisa dilakukan oleh segelintir kekuatan, dan hanya bisa dilakukan oleh sebuah kekuatan konspirasi yang sangat besar, Konspirasi Global dengan begundal dan pengkhianat bangsa. Akankah bangsa ini tetap bodoh untuk tetap membiarkan kedaulatan bangsa diinjak injak dan pencurian asset bangsa yang nilainya jutaan triliun berlangsung terus ?
Selagi paradigma pertahanan tidak berubah dan menggunakan paradigma asymmetric yang mengikutsertakan kekuatan seluruh rakyat semesta, maka tidak akan pernah rakyat Indonesia menjadi tuan dinegara sendiri, karena kita hanya hamba sahaya yang berada dihalaman belakang. Menjadikan laut NKRI sebagai halaman depan berarti seluruh rakyat harus siap menjadikan NKRI sebagai Negara berkekuatan bahari, baik dari sosial, budaya, ekonomi dan pertahanannya.
Masih ada 9 negara tetangga lainnya yang hingga kini belum terdeteksi secara utuh apakah mereka juga menjadi broker Negara adi kuasa yang ingin menguasai Indonesia. Hanya dua penyebab mengapa Indonesia diminati untuk di balkanisasikan oleh Negara Adi kuasa, yakni karena SDM muslim terbesar dan SDA terkaya didunia.
KPAB-Konsorsium Penyelamat Aset Bangsa mengajak seluruh komponen bangsa untuk berjuang menyelamatkan Kedaulatan dan Aset Bangsa, dengan merubah paradigma bukan untuk dieksploitasi sebagai halaman belakang, tetapi menjadikan laut sebagai halaman depan NKRI.
KORUPSI sistemik !
CAMKAN yg satu ini !
Oleh Endro Subekti
Pengelola bangsa sejak dulu hingga kini sudah menikmati kekayaan SDA bangsa diatas penderitaan rakyat, yg hingga hari ini tidak tau berapa sebenarnya jumlah nominal kekayaan bangsa, tidak ada satupun presiden yg mau mengaudit nominal kekayaan SDA bangsa, karena dengan mengaudit maka publik akan tau berapa banyak SDA yg telah di KORUPSI.REVOLUSI hrs dimulai sekaligus dengan mengaudit kekayaan bangsa, bila tdk pelaku revolusipun akan berbuat sama dengan rezim rezim yang lalu....camkan itu !!!
Oleh Endro Subekti
Pengelola bangsa sejak dulu hingga kini sudah menikmati kekayaan SDA bangsa diatas penderitaan rakyat, yg hingga hari ini tidak tau berapa sebenarnya jumlah nominal kekayaan bangsa, tidak ada satupun presiden yg mau mengaudit nominal kekayaan SDA bangsa, karena dengan mengaudit maka publik akan tau berapa banyak SDA yg telah di KORUPSI.REVOLUSI hrs dimulai sekaligus dengan mengaudit kekayaan bangsa, bila tdk pelaku revolusipun akan berbuat sama dengan rezim rezim yang lalu....camkan itu !!!
Kamis, 22 September 2011
NKRI perlu INTELIJEN yg TANGGUH !
NKRI perlu INTELIJEN yg TANGGUH !
Oleh Konsorsium Penyelamat Aset Bangsa Endro Subekti
NKRI perlu INTELIJEN yg TANGGUH !
Oleh Endro Subekti Koordinator Penyelamat Aset Bangsa
Begitu banyak agen intelijen asing berkeliaran bebas di NKRI menggalang pengkhianat pribumi dg uang dan alat sadapnya memporak porandakan bangsa, yg anehnya pemilik NKRI sendiri tdk boleh menyadap kegiatan dan menangkap clandestin musuh bangsa, trus kapan bangsa ini mau bersih dr anasir asing ? Jangan jangan mrk yg menentang UU intelijen juga dibayar asing menggiring agar intelijen bangsa cukup seperti satpam saja dikampung. Inilah salah satu serangan asymmetric musuh menghancurkan unsur strategis NKRI dg cara elegan, ber HAM versi konspirasi global !
Sudah bukan jamannya lagi intelijen bernuansa jahat dan kekerasan. Kemenangan Rasullullah dalam setiap peperangan karena beliau ahli intelijen. Dengan keluhuran budi dan kebersihan hati nya, beliau berhasil mengajak musuh berdialog, dan kenyamanan berdialog dg beliau yang berhati tulus itu membuat lawan bicaranya tanpa sadar membongkar segala rahasia jahatnya sendiri. Sun Tzu: Memperoleh 100 kemenangan dalam 100 pertempuran bukanlah suatu keahlian. Namun menaklukkan musuh tanpa bertempur, itu baru keahlian. Dan tidak ada satu bangsapun akan jaya ketika intelijennya lemah ( intelijen ekonomi, intelijen militer, dstnya ). Bagi para pejuang NKRI jadilah pejuang yg memiliki kapasitas intelijen sesuai ajaran Rasullullah !!!
Oleh Konsorsium Penyelamat Aset Bangsa Endro Subekti
NKRI perlu INTELIJEN yg TANGGUH !
Oleh Endro Subekti Koordinator Penyelamat Aset Bangsa
Begitu banyak agen intelijen asing berkeliaran bebas di NKRI menggalang pengkhianat pribumi dg uang dan alat sadapnya memporak porandakan bangsa, yg anehnya pemilik NKRI sendiri tdk boleh menyadap kegiatan dan menangkap clandestin musuh bangsa, trus kapan bangsa ini mau bersih dr anasir asing ? Jangan jangan mrk yg menentang UU intelijen juga dibayar asing menggiring agar intelijen bangsa cukup seperti satpam saja dikampung. Inilah salah satu serangan asymmetric musuh menghancurkan unsur strategis NKRI dg cara elegan, ber HAM versi konspirasi global !
Sudah bukan jamannya lagi intelijen bernuansa jahat dan kekerasan. Kemenangan Rasullullah dalam setiap peperangan karena beliau ahli intelijen. Dengan keluhuran budi dan kebersihan hati nya, beliau berhasil mengajak musuh berdialog, dan kenyamanan berdialog dg beliau yang berhati tulus itu membuat lawan bicaranya tanpa sadar membongkar segala rahasia jahatnya sendiri. Sun Tzu: Memperoleh 100 kemenangan dalam 100 pertempuran bukanlah suatu keahlian. Namun menaklukkan musuh tanpa bertempur, itu baru keahlian. Dan tidak ada satu bangsapun akan jaya ketika intelijennya lemah ( intelijen ekonomi, intelijen militer, dstnya ). Bagi para pejuang NKRI jadilah pejuang yg memiliki kapasitas intelijen sesuai ajaran Rasullullah !!!
AUDIT SDA sbg PEMERSATU BANGSA
AUDIT SDA sbg PEMERSATU BANGSA
Oleh Endro Subekti
SDA sbg PEMERSATU BANGSA.Sejak 66th merdeka hingga detik ini,SDA hanya bernilai filosofis Gemah ripah loh jinawi.Pembiaran SDA tak diaudit adalah sebuah kejahatan besar yg terstruktur krn membiarkan korupsi disegala lini,menjadi penyebab kemiskinan rakyat. Dimohonkan segenap komponen bgs bersatu dlm visi dan misi menyelamatkan Aset bangsa untuk Segera Audit Nominal Aset SDA dan publikasi scr transparan,sbg kolateral yg bernilai ekonomi perbankkan,u kesejahteraan rakyat dan PEMERSATU BANGSA melawan kedzoliman,salam perjuangan!Koordinator Penyelamat Aset Bangsa, dr.Endro Subekti Sadjiman
Oleh Endro Subekti
SDA sbg PEMERSATU BANGSA.Sejak 66th merdeka hingga detik ini,SDA hanya bernilai filosofis Gemah ripah loh jinawi.Pembiaran SDA tak diaudit adalah sebuah kejahatan besar yg terstruktur krn membiarkan korupsi disegala lini,menjadi penyebab kemiskinan rakyat. Dimohonkan segenap komponen bgs bersatu dlm visi dan misi menyelamatkan Aset bangsa untuk Segera Audit Nominal Aset SDA dan publikasi scr transparan,sbg kolateral yg bernilai ekonomi perbankkan,u kesejahteraan rakyat dan PEMERSATU BANGSA melawan kedzoliman,salam perjuangan!Koordinator Penyelamat Aset Bangsa, dr.Endro Subekti Sadjiman
Selasa, 20 September 2011
agenda terselubung Konspirasi Global
Strategi Konspirasi Global melemahkan kedaulatan NKRI scr elegan melalui softpower, mk UI sbg salah satu pilar dan pertahanan moral pendidikan bgs hrs di delegitimasi dg cara apapun baik dimata dunia maupun nasional dan momentum delegitimasi itu adalah pemberian gelar DR HC Raja Saudi yg sehrsnya dr sisi positif akan memperkuat kedaulatan dan hubungan internasional NKRI, dan berhasillah rencana musuh membuat percikan api ditengah kekhusyukan dunia pendidikan seraya menambah karut marut politik di NKRI u menutupi agenda terselubung KG menghisap kekayaan ribuan triliun SDA NKRI yg memiskinkan dan melemahkan bangsa.salam perjuangan !
Senin, 19 September 2011
Dampak lambatnya UU Intelijen
Disinyalir kesengajaan sistemik memperLambat proses UU intelijen,dan ini tlah mengakibatkan kerugian rakyat ribuan triliun karena perampokan SDA oleh Konspirasi Global tak terdeteksi oleh peralatan intelijen canggih spt satelit mata mata dan radar laut-radar udara yg memadai jumlahnya, separatisme, trans nasional crime juga kerusakan moral generasi dg penyelundupan narkoba secara masiv akibat lemahnya deteksi dini dstnya, selamatkan NKRI. salam perjuangan !
Langganan:
Postingan (Atom)