On Line dengan NYA
Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi momentum ummat
manusia bahwa Allah SWT sedang mencerahkan kehidupan ummat dengan menganugerahkan Rahmat dan Hidayah Nya kepada
kita semua yang salah satunya adalah anugerah “ Tehnologi Komunikasi Sholat
“. Makna dibalik kelahiran Rasullullah yang hingga akhir zaman kelak tetap
aktual ditengah-tengah kemajuan diabad tehnologi komunikasi.
Dalam hitungan
detik tersambung komunikasi HP Medan ke Belanda, seperti tengah bicara langsung
atau bertatap muka melalui TV, seberapa sadar kita bahwa hanya dalam hitungan
detik ternyata telah berlangsung komunikasi yang perbandingan jarak
komunikasinya justru dua atau tiga kali lebih jauh daripada jarak fisik
Medan-Amsterdam, SLJJ, jarak puluhan ribu mil itu diabaikan oleh kecanggihan
tehnologi komunikasi, seolah ruang dan waktu menjadi tiada.
Tehnologi diatas
mempermudah manusia mengerti apa yang tengah berlangsung ketika sedang
menegakkan sholat. Demikianlah Kebesaran Allah SWT, tanpa disadari, ternyata
ketika manusia tengah menegakkan sholat, telah terjadi proses Mi’raj ( SLJ Maha
Jauh), yang membawa energi manusia menembus 6 lapisan langit untuk sampai
“sholat“ dihadapan Allah SWT. Peristiwa
komunikasi yang Maha Canggih ini tidak banyak disadari manusia ternyata memiliki
muatan yang sangat sarat dengan maha tehnologi, yang mengabaikan ruang dan
waktu.
Sayangnya
sebagian terbesar manusia merekayasa
tehnik ber komunikasi dengan Tuhan dengan cara ciptaan sendiri, atau mengikuti
adat dan kebiasaan leluhur dari berabad-abad lampau. Dan yang lebih menyedihkan, diabad mana Allah SWT
telah memberi pencerahan kepada manusia ditandai kehadiran Rasullullah yang
membawa perintah komunikasi maha canggih, masih banyak saja yang tidak mau
pakai tehnologi sholat, padahal kebutuhan komunikasi diabad ini mutlak
dibutuhkan terbukti HP ( yang tehnologi
komunikasinya hanya mampu sebatas
dibawah langit lapis pertama ) ditenteng kemana-mana beberapa buah, bahkan dengan puluhan kartu
SIM, mengapa orang yang demikian pandai, terhormat karena berilmu canggih masih
saja terjebak dalam ke angkuhan hati yang akhirnya sampai pada tingkat ke
“bodoh”an yang kelak akan menyesatkan ?
Sedemikan besar
kebutuhan komunikasi itu, akhirnya menjadi sebuah kenikmatan dan kemudahan hidup, nikmatnya berkomunikasi kapan dan
dimana saja dengan HP mahal, canggih didalam rumah , kantor dan mobil nan
sejuk, merasakan ketenangan, keamanan ketika mendapat kabar gembira dari
kerabat kampung halaman, menjadikan hati berbunga-bunga ketika komunikasi
bisnis atau asmaranya lancar, apakah ada suasana yang lebih nikmat dibanding
bila dapat berkomunikasi dengan Sang Pencipta ?
Ketika
Rasullullah dibawa Jibril Isra’ Mi’raj dengan Buroq dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsa, kemudian terbang kelangit menembus 6 lapisan langit sampai di
langit ke tujuh di Sidratul Munthaha untuk di install tehnologi sholat oleh
Allah SWT; beliau diberi kenikmatan dan kemudahan melihat kejadian gaib,
mengenali, bertemu, menyapa dan mendengarkan nasehat para Nabi yang bersemayam di setiap lantai 7
lapisan langit, maka manusia biasa tidak mengalami situasi gaib semacam itu,
namun manusia mampu merasakan kenikmatan yang luar biasa ( yang tidak akan
pernah dirasakan dalam situasi apapun ) ketika ia mampu melaksanakan Mi’raj
dengan kekhusyukan sholatnya.Bagaimana suasana hati seorang tengah sholat yang
“diterbangkan ” dengan sangat cepat menembus keheningan malam dan kesejukan
alam semesta, menembus lapis langit demi langit, kemudian tersungkur dihadapan
Allah SWT karena merasa kecil, hina, dina dirinya dibanding yang tengah
disembah dan diagungkan, zat yang Maha Agung Allah SWT.
Dan ketika
membaca Iyyaka na’ budu wa iyyaka nas ta’iin, hanya pada Mu lah kami menyembah dan hanya kepada Mu lah kami mohon pertolongan, Ihdinash
shiraathal mustaqiim, tunjukkanlah kami
jalan yang lurus, shiraathal ladziina an’ amta ’alaihim, ghairil magh duubi
‘alaihim wa ladh dhaalliin, jalan yang telah Engkau beri kepada mereka nikmat, bukan jalan mereka yang
Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat, ada perasaan sangat
nikmat menyergap hati karena merasakan tengah sholat dan di online kan Allah
SWT dengan milyaran manusia lainnya dipermukaan bumi, sekalipun dilain tempat,
ruang dan waktu, tanpa disadarinya
energi Allah yang Maha Besar tadi tengah mengaliri sanubari dan perilaku
dirinya dan juga giga triliun jaringan lainnya, dan energi Allah ini akan
mencharge tenaga batin manusia yang sholat tadi dengan kenikmatan sholat yang
tiada taranya, yang kemudian kenikmatan sholat itu berpendar kesegi kehidupan
dalam Rahmat dan Hidayah Nya yang tampil menjadi manusia yang sabar, rendah
hati, ikhlas, tunduk semata hanya kepada Allah SWT.
Rasa nikmat
berkomunikasi dengan Allah SWT sehingga Rasullullah tak menyadari lamanya
berdiri on line sholat malam sehingga kaki menjadi bengkak, tak tergantikan
oleh kenikmatan lainnya. Rasullullah memohonkan ampun atas kesalahan ummatnya
yang tidak mau melaksanakan sholat dan masih lalai dalam menegakkan sholat,
sekalipun Allah SWT telah “membuka dan memberikan” makna yang terkandung
dibalik kelahiran Rasullullah melalui kehadiran tehnologi komunikasi modern saat ini.
Sosok Rasullullah
sebagai pemimpin ummat, yang sangat luhur budi pekertinya, bersahaja tingkah
lakunya, cerdik dan cerdas pemikirannya tetap aktual dan tidak akan pernah
lapuk dimakan zaman, dan menjadi panutan
bagi setiap insan yang cerdas, dan bersahaja, rela dan ikhlas untuk on
line dalam jalur komunikasi Nya, Selamat berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar