Senin, 08 April 2013

Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa,



Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa,
Wednesday, February 06, 2002, 6:37:58 PM

Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa,

Ancaman  bangsa dimasa depan bukan berasal dari kekuatan mesin perang konvensional , melainkan karena intervensi sistem Tehnologi Informasi (TI) negara-negara maju terhadap moral bangsa. Komunitas bangsa yang terdepan sebagai pengguna TI dan mampu membentengi kekuatan TI asing adalah komunitas Media Massa, termasuk insan Pres, film dsb, bahwa Merah Putih nya jiwa bangsa di era global ini sangat tergantung dari seberapa besar jiwa patriotisme insan media mewarnai moral bangsa melalui TI.  Kekuatan bangsa kini ada pada insan media karena media berkapasitas sebagai perekat jiwa  bangsa dan  menjadi pilar bangsa Tayangan Invasi militer AS di Afghanistan dan Irak, WTC 911, Gempa bumi dan Tsunami yang diliputi oleh media seluruh dunia pada detik yang sama  membuktikan betapa mudahnya kekuatan media membuat seluruh dunia prihatin, menangis secara bersamaan, membuka mata hati dunia termasuk bangsa Indonesia yang ber Pancasila, diingatkan kembali tentang tingginya nilai hidup manusia, Ke Maha Kuasaan Tuhan yang melampaui batas bangsa, agama, ras yang berarti bahwa peristiwa diujung manapun didunia berlaku universal bahwa seluruh individu dinegara mana pun agar memperbaiki diri dari hari kehari, saling menghormati, memelihara lingkungan hidup dimana iklim dunia  telah berubah secara global dan mematuhi aturan Nya.

Tingkat ke “maha” kuasaan dan kekuatan media yang borderless ini  mampu menembus benak, nurani, yang berujung merubah, memperbaiki atau merusak tatanan berpikir, adat istiadat, budaya, perilaku bahkan keyakinan individu, bangsa, dunia dan selama 7 tahun era reformasi era kebebasan pers, ke ” maha” kuasaan media telah membawa bangsa Indonesia diujung tanduk, mulai dari krisis ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, hukum, hankam dan moral. Moralitas insan media. syarat utama dalam membentengi bangsa dari  kenaifan rakyat yang tengah belajar berdemokrasi. Pencerahan moral dan intelektual bangsa yang sangat positif oleh media selama masa reformasi, telah dicemari oleh segelintir insan media ( artis, selebritis, sineas, presenter, pers dsb ) yang tidak bertanggung jawab secara moral, karena mengejar jam tayang, orientasi bisnis semata.Krisis multi dimensi ini akan mudah teratasi ketika moral insan media memprioritaskan panggilan tugas yakni menyelamatkan bangsa dari perpecahan dan kehancuran moral. 

Media dan UU Bela Negara

Sekalipun 10 jam tayangan Aa Gym, ustad Arifin dan Haryono per hari di TV, akan mudah terhapus dari benak manusia hanya karena  2 menit tayangan porno aksi, kekerasan, kejahatan yang  tumbuh  subur berkembang dibenak generasi muda, lalu bagaimana menghapus rekaman otak porno, kekerasan aksi ini ? 7 tahun kebebasan pers telah menghasilkan pembuatan dan tayangan film mistis yang membahayakan iman mereka yang masih labil, tayangan kekerasan, porno aksi telah membuahkan perilaku amoral bangsa, perkosaan, pembunuhan, HIV/AIDS, narkoba, abortus yang menghancurkan moral bangsa, khususnya generasi muda.  Hal diatas diperkuat oleh sebuah penelitian, respondennya menyatakan  64% tayangan pornografi, 68,5% kekerasan dan 66,4% berita sensasional TV menyebutkan berlebihan. Era Tehnologi telah memperkokoh peran “ kuli tinta cs” menjadi  kekuatan  bangsa yang terdepan dalam menembus  pergolakan menuju masyarakat demokrasi, kini masanya insan media menjadi pilar bangsa yang menentukan masa depan perjalanan.bangsa. Era globalisasi menjadi tantangan insan media, kemana bangsa ini akan dibawa, menuju masyarakat peradaban bermoral dan berkepribadian Indonesia atau masyarakat global yang dipengaruhi kebudayaan asing.

Melalui tayangan media mata hati rakyat dan politisi menjadi lebih jelas ketika kecepatan intervensi militer negara asing yang membantu paska Tsunami di Aceh, mengetahui seberapa besar  kemampuan kekuatan TNI dalam mensikapi keadaan krisis bangsa, ternyata keprihatinan rakyat  atas minimnya kekuatan TNI dibanding kekuatan militer negara asing itu telah ditanggapi secara dewasa oleh rakyat.
/Sikap....
Sikap dingin masyarakat terhadap TNI mencair setelah melihat daya juang TNI walaupun dengan peralatan dan SDM terbatas tetap mampu sebagai ujung tombak bangsa menangani dan menanggulangi bencana. Nasionalisme bangsa tergugah bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kekuatan moral, dan kekuatan moral ini diaplikasikan bila rakyat dan tentaranya bersatu. bagaikan ikan dan air (P.B.Sudirman).

Mengingat ancaman bangsa masa kini dan masa depan terletak pada kecanggihan  intervensi Tehnologi Informasi, seraya menunggu profesionalitas peralatan dan SDM TNI yang membutuhkan belasan tahun, maka Undang –Undang Bela Negara Tahun   perlu dilaksanakan secara bertahap sebagai modal  semangat  kebersamaan TNI dan Rakyat dalam mempertahan Merah Putih, memperkuat semangat persatuan dan kesatuan yang dilandasi  moralitas agama, maka insan media sebagai Pilar bangsa perlu dibekali dengan nilai-nilai patriotisme, dan nilai – nilai ini diaplikasikan dengan melaksanakan UU Bela Negara

Melaksanakan UU Bela Negara sebagai komponen pendukung, bukan berarti membendung UU Pokok Pers No 40 tahun 1999, tetapi justru menjadikan insan media menjadi lebih mandiri  bebas dan bertanggung jawab secara moral terhadap bangsa dan negaranya.  7  tahun era kebebasan pers sudah berlangsung, sejarah akan mencatat, bagaimana insan media sebagai Pilar Perekat Nurani Bangsa berproses membawa pikiran dan hati bangsa kealam demokrasi Indonesia, tanpa meninggalkan jati diri bangsa, sebagai bangsa yang memiliki nilai universal yang terkandung dalam Pancasila.. Dan hari ini liberalisasi pers telah mengundang kekhawatiran publik, apakah kebebasan tak terbatas itu akan diteruskan  yang justru  menjadi senjata makan tuan yang akan membungkam pers atau bebas bertanggung jawab sesuai nurani bangsa. Mengingat rawannya kondisi moral bangsa saat kini dan peran sentral insan media sebagai “tentara” diera  global tehnologi informasi,  maka langkah ini merupakan prioritas bagi strategi bangsa kedepan.

Media dan Agama.

Allah SWT sangat teliti dalam memberi informasi tehnologinya kepada manusia, disampaikan melalui malaikat ke nabi dan rasul-rasulnya sebagai manusia yang mampu secara redaksional, intelektual, moral menyebarkan informasi ke jutaan manusia, tahap demi tahap, ayat per ayat, yang dirangkum dalam kitab Jabur, Taurat, Injil, Al Qur’an dalam waktu yang sangat lama ( Al Qur`an, kira 30 tahun ), karena Sang Pencipta yang Maha Mengetahui akan ketidak mampuan dan dampak buruk terhadap manusia yang menyerap TI Allah SWT bila diturunkan sekaligus atau instan.  

Isyarat penyebaran informasi secara akurat, bertahap ini telah dianut selama ribuan tahun dan 50 tahun terakhir dimana manusia telah mencapai tingkat ”maha” kuasa dalam penyebaran TI. kalau Allah memerlukan rasul/nabi untuk penyebaran informasi, kini kecepatan informasi itu tidak perlu perantara atau filter dari manusia yang berkarakter agamis, apa kata kata hati manusia, tinggal klik info apa saja dari urusan surga dari buku, kitab suci sampai video, film berbau neraka dengan mudah didapat. Era TI kembali seperti jutaan yang lalu ketika Iblis dan Adam sama sama masih berada disurga langit, semua serba ada, serba boleh dan mudah didapat, dan hari ini anak cicitnya setan dan manusia sama-sama tinggal di surga dunia, semua serba ada, serba boleh dan tinggal klik apapun yang kenikmatan dunia yang bernilai nikmat palsu segara tampil didepan mata manusia, manusia kini mirip ” Tuhan ” layaknya.
Sayangnya, ciptaan Nya yang terpandai ini sangat ceroboh mentranformasikan ilmu Allah, merasa pandai dan sombong, lupa mereferensi tehnologi informasi Allah dan lalai dalam mendiskripsikan kedigjayaan ilmu tehnologi setan yang canggih  sebagai musuh utama yang mampu menelusup sebagai virus  dan merusak program  pikiran dan hati manusia kapan dan dengan cara apa saja. Nampaknya strategi setan berhasil dalam pemanfaatkan tehnologi informasi di jaman modern, disatu sisi dibiarkan untuk kebajikan manusia, selanjutnya untuk menghancurkan moral manusia.
/Bayangkan...
Bayangkan dalam hitungan detik, dengan mudah setan menancapkan dan mengcopy idenya ke pikiran dan hati ratusan juta manusia diseluruh dunia secara bersamaan lewat tayangan seks, pornografi, mistik, narkoba, kejahatan, pembunuhan, perkosaan, kekejaman, gossip, bunuh diri pada  anak-anak, orang dewasa dan bahkan tua bangka.

Tiap hari ratusan orang harus masuk penjara karena imannya rontok meniru pelajaran dari buah tehnologi modern setan tersebut,  sementara ribuan bahkan jutaan lainnya menunggu bom waktu saja, kapan dan dimana akan diledakkan ilmu setan itu. Mungkin sehabis mengaji atau sepulang gereja dan tidak mustahil kejahatan itu dilakukan terhadap darah daging sendiri, karena beberapa bulan sebelumnya cuci otak dan hati melalui tayangan media telah berlangsung sangat intensif. Jenis kejahatan apa yang akan dilakukan tergantung hasrat, situasi dan kesempatan. Awalnya bisa hanya ingin nonton bersama, atau hanya ingin mencuri, namun virus setan yang bercokol dihati memprogram lain, akhirnya terjadi pemerkosaan lalu dibunuh. Semua tadi dipermudah karena telah mencontoh tayangan media. 

Tayangan mistik, gaib dunia setanpun telah dijual dengan enteng oleh para insan media, padahal dampaknya sangat merusak keimanan mereka yang masih belia atau masih labil mentalnya. 40 menit film misteri setan, dan 2 menit terakhir peringatan ayat - ayat Tuhan yang menasehatkan agar pemirsa jangan terkecoh oleh setan dsb nya. Disinilah keberanian media, yang dengan enteng menganggap rekaman hati dan otak selama 40 menit itu dengan mudah dapat dihapus dengan ayat dan firman Tuhan selama 2 menit semudah menghapus tulisan dikertas dengan tip eks Mereka menganggap enteng ilmu setan, mahluk yang tidak pernah mati, usia ribuan juta tahun, bertehnologi canggih yang pernah memperdayakan nenek moyang manusia, Adam dan kini berada ditubuh manusia memprogram  hati dan pikiran ratusan juta manusia.

Keinginan Nabi Yusuf untuk dipenjara  memberikan gambaran betapa digjayanya setan mempengaruhi manusia. Yusuf yang dewasa elok, tampan, santun, berbudi luhur, dipelihara pejabat tinggi , telah menggoyahkan iman istri pejabat dan jatuh cinta pada budak Yusuf, juga telah membuat para wanita yang tengah memotong sayuran tanpa sadar mengiris jarinya ketika melihat keelokan rupa Yusuf. Hingga suatu saat terjadi perlecehan seksual terhadap Nabi muda, Nabi diselamatkan Allah dari nafsu seks bejad itu. Khawatir akan terulang kembali perlecehan seksual itu karena serumah dan dibawah kekuasaan bos yang zalim, Yusuf berkata kepada Allah, “wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari pada tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”.  Allah mengabulkan doanya, dan melalui sebab musabab versi manusia, akhirnya Nabi difitnah, dikorbankan, dan dipenjara demi menjaga harga diri dan kedudukan bos, bahwa yang bersalah adalah budak Yusuf, bukan istrinya. Betapa digjayanya tehnologi informasi setan, sampai-sampai demi membebaskan diri dari nafsu setan penguasa, seorang nabi Yusuf  rela dipenjara.  Merujuk kisah nabi Yusuf maka keberanian menayangkan hal yang tidak senonoh  patut diacungi jempol, seolah menganggap sepi peringatan Allah swt dipengadilan akhir. Dalih tugas yang dikemas demi hak  menerima informasi, keseimbangan berita, apalagi demi rating yang Ujung-Ujungnya Duit. Adakah insan media tengah memberi pembelajaran dan pengobatan bangsa, atau tak sadar bahwa senjata yang digenggamnya berdampak lebih dahsyat dari rudal, atau tak berdaya menampik arus kekuatan konspirasi global yang bertujuan menghancurkan moral bangsa.

Kata Heaney between my finger and my thumb, The squat pen rest ; snug as a gun,(  yang betul as a missile or a bomb, red ) Insan media adalah pilar bangsa seperti dua pilar bangsa lainnya TNI yang tengah distempel pelanggar HAM dan muslim tengah distempel teroris. Sebagai perekat bangsa, insan media harus berjuang membersihkan nama baik, menjernihkan dan mengangkat kembali pilar-pilar ini demi keutuhan bangsa Indonesia yang kini terancam disintegrasi , sebaliknya ia akan menjadi penghancur bangsa bila salah menggunakan munisi nuraninya. Rakyat tak sabar menanti sikap bijak insan media merekat dan mempersatukan bangsa, selamat berjuang !
.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar