Jumat, 03 Mei 2013

Menikmati Sholatnya "software"



Menikmati Sholatnya "software" 

Mengapa sholat itu sangat penting ? Perintah sholat adalah satu2nya perintah Allah SWT  yg diturunkan tidak lewat Jibril kebumi, tetapi langsung kepada Rasulullah saat Muhammad SAW diperjalankan isra Mi'raj menghadap Allah SWT  di Sidratul Munthaha. Karenanya Yang pertama kali dihisap adalah sholat. 5 rukun Islam adalah sistem berkomunikasi kepada Allah SWT, dimana Al Quran dan Hadis adalah buku manualny. Dan beruntunglah muslim karena dianugerhi perangkat maha komunikasi langsung ke Allah SWT.

Setelah membuka Pin atau password, ketika menekan nomer HP, kemudian berbicara dengan yg dituju, tanpa disadari sebetulnya ada proses pengiriman signal/, energi yg memancar dari HP ke ribuan BTS sebagai menara penguat signal yg berjarak ratusan kilometer, kemudian secara otomatis melesat ke satelit yg berjarak orbit paling tidak 20.000 km dari bumi, untuk kemudian dipantulkan ke bumi menuju nomer sasaran yg dituju, seolah tak ada batas ruang dan waktu hanya dalam 5 detik, dan itulah prosesnya komunikasi software duniawi !Hardware HP dicopy dari  manusia (mata=lensa ; mulut/telinga= speaker ; syaraf = kabel 2 ; otak = memori ; jantung = batere), manusia "HP" cioptaan Allah SWT  memiliki kapasitas lebih dari 600 milyard kali dibanding HP tercanggih. Proses komunikasi duniawi ini bisa digunakan sebagai analogi saat manusia tengah sholat/ on line/ berkomunikasi dengan Allah SWT melalui konsep 5 rukun Islam ribuan tahun yl, dan baru bisa dimengerti oleh manusia modern saat ini.Sholat adl sistem komunikasi buatan Allah SWT, jaringan komunikasi maha sempurna dr sajadah 1,6 Milyar muslim dibelahan bumi manapun dg maha energi Allah huakbar Takbiratulihram Isro' ke Ka'bah, trus dg maha energi 7 ayat alfatikah Mi'raj menembus ke langit ke 7 hingga di Sidratul Munthaha.

5 rukun Islam sbg Jaringan komunikasi ciptaan Allah SWT dimulai dengan rukun Islam pertama 2 kalimah Syahadat sebagai password/pin syarat utama untuk masuk kejaringan Islam. Menegakkan sholat sebagai rukun Islam ke 2 diibaratkan sebagai maha jaringan "telkom"nya. Agar energi doa dalam sholat sampai ke hadirat Allah SWT disinggasananya di Sidratul Munthaha, diperlukan “Pulsa Strategis” yg telah disiapkan Allah SWT di rukun Islam ke 3, 4 dan 5, berpuasa Ramadhan, membayar Zakat dan menunaikan ibadah haji bagi yg mampu.

Saat manusia/hardware berniat sholat kemudian Takbiratulihram, dengn maha energi Allahhu Akbar maka software sholat secara otomatis diperjalankan menjelajah maha jaringan sholat, melesat dengan kecepatan tak terhingga menuju Ka’bah (sebagai repeater/ BTSnya milyaran muslim yg sholat, dan inilah proses Isro’nya software. Kemudian, saat membaca 7 ayat Alfatihah, maka terjadilah proses Mi’raj dimana dengan kecepatan tak terhingga, software melesat diantar oleh maha energy Alfatihah, menembus 7 lapis langit menuju ke Sidratul Munthaha,tempat dimana "Software" manusia diantivirus, dicharging agar energizing, sabar, amanah, tawakal dlm kesehariannya, hingga selesai rakaat terakhir membaca tahiyat akhir (dialog Allah SWT dg Rasullullah) dan salam, software amanah tadi kemudian menukik kembali bergabung seiring dengan hardware yg selesai menegakkan sholat diatas sajadah dibumi.

Proses sholatnya software ini sukses bila manusia memiliki “pulsa strategis” yg cukup, sudah cukupkah
”pulsa” untuk berkomunikasi ke Allah SWT? Zakat, haji, dan berpuasa Ramadhan ( bagi yg mampu) sumber "pulsa" bagi yg mampu, dan jadi akan menjadi sumber virus yg merusak jaringan komunikasi ke Allah SWT bila tidak dilaksanakan.
Ada Aliran agama yg menggunakan password diluar 2 kalimah syahadat, dipastikan tidak mampu menembus masuk kejaringan Islam, apalagi berkomunikasi dengan Allah SWT, dengan demikian kelompok ini bukanlah muslim, sekalipun mereka juga melaksanakan rukun Islam dan rukun Iman.Bagi Yg tidak berpunya jangan berkecil hati, karena "software-hati" yg bersih aplagi bila ”pulsanya banyak” (krn pernah mendapat hidayah Lailatul Qodar) dan ”HPnya bagus”/sholeh, maka setiap ia sholat, sebenarnya ia sudah diperjalankan Isro Mi’raj.”Pulsa/pahala strategis” terbanyak dijanjikan Allah SWT bagi semua muslim, kaya, miskin, tua muda, laki perempuan, ada di malam-malam ganjil, pada sepuluh hari terakhir dibulan Ramadhan, ketika Allah SWT menurunkan malam Lailatul Qodar -LQ yg pahalanya lebih dari 1000 bulan.Saat mana tamu agung Jibril cs yg berwujud Maha Nur diturunkan kebumi untuk menyelesaikan segala urusan,sekaligus meradiasi, mencharging, meliput, merekam kegiatan ibadah, doa muslim yg langsung akan dilaporkan kehadirat Allah SWT dalam satu malam ( menjemput bola).

 LQ bila Ibaratkan sebagai pulsa bonus, gratis bicara dan berkomunikasi dengan Allah SWT selama 80 tahun lebih, sekalipun jarak bumi ke bintang terjauh
diatap langit ke 1 berjarak 500 juta triliun km, maka Mi’rajnya umat muslim ke langit ke 7 yg jaraknya tak terhingga, niscaya akan ditempuh dengan kecepatan diatas kecepatan cahaya, dan benarlah firman Allah SWT, bahwa Allah berada lebih dekat dari urat leher manusia (AQ 2:186). LQ Ibarat maha energi, kekuatan Lailatul Qodar di hidayahkan kpd muslim sebagai anti virus untuk menghancurkan istana setan berikut penghuninya yg secara intens berbisik dihati memproduksi kejahatan, sombong, takabur, kikir, iri dengki, gibah dst. Dg hancurnya istana setan dihati, diharapkan dari hari kehari manusia akan memiliki hati yg lembut, menentramkan serta semakin sholeh, sebagai modal berkomunikasi dengan Allah dan seluruh ciptaan NYA.

Melatih, menyadari dan meyakini bahwa setiap kali sholat, ada software/signal/energi rohani dari tubuh yg diperjalankan melalui jaringan sholat yg diciptakan Allah SWT saat isro mirajnya Rasulullah Muhammad SAW  dg kecepatan melampaui kecepatan cahaya Isro kearah Ka’bah, kemudian Mi’raj ke Sidratul Munthaha, akan memperkuat keyakinan dan keimanan kepada NYA,membantu kekhusyukan sholat, selanjutnya akan meningkatan kwalitas ibadah dan hidup dunia akhirat.

Pendekatan dakwah dgn Tehnologi Informasi perlu segera disosialisasikan kepada generasi muda bangsa, pencinta HP/komputer, IT mania, mengingat serangan asymmetric lawan melalui monopoli FREKUENSI untuk menghancurkan moral bangsa telah sangat masif dan sistemik, menelusup ke HP digenggam setiap saat berisikan ideologi, budaya asing, tayangan porno, kekerasan dst nya.

Sabda Rasulullah dan peringatan keras beliau 1400 thn yl bahwa akan ada ummatku yabg banyak jumlahnya, namun berkwalitas seperti buih dilautan, ternyata peringatan itu ditujukan kepada ummat Islam Indonesia yg kini terbanyak didunia, dan jangan2 kwalitasnya benar2 seperti buih dilautan. Marilah kita introspeksi memperbaiki diri dgn mangharap charging dari Allah SWT agar NKRI menjadi bangsa yang bermartabat bersatu berdaulat. Selamatkan generasi bangsa agar tidak menjadi generasi GBHN-Galau,Bringas, Hedon Narsis,selamat berjuang !
Smoga manfaat, wassalam @endro51

Wednesday, September 16, 2009, 11:48:43 AM

Senin, 08 April 2013

Bisikan versus dzikir



Dipersembahkan bagi anak dan remaja tunas bangsa   di HUT ke 60 Republik Indonesia, 17-08-2005


Bisikan versus dzikir

tinjauan menegemen persepsi




Dalil menguasai suatu bangsa adalah memenangkan perang informasi dengan menguasai pikiran musuh, dan negara adi kuasa sebagai pemilik Tehnologi Informasi (TI) berhasil “menjajah“ panca indra  manusia secara vulgar, tanpa mampu ditolak atau sekedar memilih mana yang baik atau tidak dan otomatis tubuh, pikiran serta jiwa manusia menikmati  informasi itu.

Menguasai pikiran dan jiwa manusia adalah melalui menegemen persepsi yang merubah persepsi secara bertahap dengan cara mengulang-ulang tayangan ( tingkah laku, ucapan, bisikan dsb ) dimedia elektronik, cetak. Dan berbisik adalah cara kuno menegemen persepsi yang akurat memasok informasi  secara khusus/langsung dan berahasia dan  dijaman modern ini diaplikasikan melalui telpon/HP, lalu adakah tehnologi  yang langsung menguasai pikiran dan hati manusia ?

Tehnologi berbisik langsung kedada manusia telah dimiliki oleh bangsa setan seperti firman Allah SWT dalam pesan yang sangat penting di akhir Al Qur`an, An Naas, agar manusia senantiasa berlindung pada Allah yang memelihara manusia, Raja manusia, Tuhan manusia dari kejahatan bisikan setan yang selalu mencari kesempatan, yang membisikan kedalam dada/ hati manusia, yaitu sebangsa jin dan manusia.

Jenis informasi apa yang dibisikan setan kedalam dada manusia ? Yaitu kesombongan,   penyakit jiwa pertama dan tertua penyebab Iblis dan Adam diusir Allah dari surga, menjadi  bisikan utama setan menggoda secara halus nuansa ke “aku” an manusia, tentang kecantikan, kepangkatan, kekayaan, kehormatan, sehingga tanpa sadar manusia jadi sombong karena terjebak pada kebiasaan dihormati seperti atasan yang kaya, terhormat dan wangi wajar bila dihormati, tetapi istimewa kalau mereka tadi  menghormati  bawahan yang miskin, jelek , dan bau keringat.

 Rasa sombong dikemas dengan beraneka ragam bentuk secara halus, berulang-ulang  guna  menggoda hati manusia dalam meraih kekuasaan dengan pelbagai cara seperti kepalsuan, kebohongan, iri, dengki, riya, suap, mencuri, kekerasan dst dan dalam keadaan ekstrim,  bisikan kesombongan itu  menjadi gejala utama gangguan penyakit jiwa sebagai halusinasi, persepsi sensorik tanpa adanya stimulus eksternal ( merasa yakin ada bisikan gaib ditelinga padahal tidak ada sumbernya, merasa mampu melihat dunia lain dsb ),  waham / keyakinan yang salah ( merasakan yakin dirinya berkuasa melebihi Tuhan, raja, menjadi orang suci dsb), yang merusak  pola hidup, pikiran dan jiwa manusia.

Hingga abad TI ini tidak ada satu perusahaan TI pun mampu menyamai TI  bangsa setan yang mampu berbisik menerobos triyunan jaringan syaraf manusia dan langsung ke hati menguasai pikiran dan perilaku manusia, karenanya isyarat Allah SWT ribuan tahun yl tentang bisikan setan sampai akhir jaman tetap relevan dan akurat dan yang mengabaikan pesan penting ini sudah pasti akan menjadi pengikut bangsa setan

Bagaimana  menolak gencarnya bisikan – bisikan setan yang menyesatkan ke dada kita ? Satu-satunya cara adalah memohon pertolongan Allah SWT, Dzikir Qolbu setiap saat adalah jawaban logis mengimbangi bisikan sesat setan yang menerobos kedalam dada agar hati menjadi tenang, bersinar karena kekuatan nur illahi didalam dada, yang akhirnya akan memproses manusia agar memiliki hati yang baik, lembut, tidak sombong, menghormat sesama dan senantiasa takut kepada Nya dengan  melaksanakan segala perintah Nya .

Sekalipun surat An Naas telah dihafal sejak usia balita, sayangnya peringatan penting  itu tidak serius disikapi para orang tua, dan akhirnya ketika ia pubertas, dewasa bahkan usia tua selalu mengalami kekalahan melawan gencarnya bisikan setan. Lain halnya bila sejak dalam kandungan, menyusu,  bayi mendengarkan suara lembut ibu mengaji, ketika balita, remaja diberikan pengertian tentang bagaimana caranya agar tidak jadi anak nakal, rewel, dengan cara mengenalkan dzikir kalbu yang mengingat Allah didalam hati guna menangkal bisikan setan kedalam dada yang mengganggu manusia, agar menjadi anak yang soleh dan disayang Allah SWT maka insyaalah ketika dewasa ia akan menjadi generasi bangsa yang tangguh, lahir dan bathin, dan menjadi panutan dunia diabad Perang Informasi yang kini tengah dikuasai setan yang menjelma menjadi produk negativ TI yang menelusup merubah dan mempengaruhi persepsi, pikiran dan jiwa manusia, selamat berjuang.

Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa,



Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa,
Wednesday, February 06, 2002, 6:37:58 PM

Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa,

Ancaman  bangsa dimasa depan bukan berasal dari kekuatan mesin perang konvensional , melainkan karena intervensi sistem Tehnologi Informasi (TI) negara-negara maju terhadap moral bangsa. Komunitas bangsa yang terdepan sebagai pengguna TI dan mampu membentengi kekuatan TI asing adalah komunitas Media Massa, termasuk insan Pres, film dsb, bahwa Merah Putih nya jiwa bangsa di era global ini sangat tergantung dari seberapa besar jiwa patriotisme insan media mewarnai moral bangsa melalui TI.  Kekuatan bangsa kini ada pada insan media karena media berkapasitas sebagai perekat jiwa  bangsa dan  menjadi pilar bangsa Tayangan Invasi militer AS di Afghanistan dan Irak, WTC 911, Gempa bumi dan Tsunami yang diliputi oleh media seluruh dunia pada detik yang sama  membuktikan betapa mudahnya kekuatan media membuat seluruh dunia prihatin, menangis secara bersamaan, membuka mata hati dunia termasuk bangsa Indonesia yang ber Pancasila, diingatkan kembali tentang tingginya nilai hidup manusia, Ke Maha Kuasaan Tuhan yang melampaui batas bangsa, agama, ras yang berarti bahwa peristiwa diujung manapun didunia berlaku universal bahwa seluruh individu dinegara mana pun agar memperbaiki diri dari hari kehari, saling menghormati, memelihara lingkungan hidup dimana iklim dunia  telah berubah secara global dan mematuhi aturan Nya.

Tingkat ke “maha” kuasaan dan kekuatan media yang borderless ini  mampu menembus benak, nurani, yang berujung merubah, memperbaiki atau merusak tatanan berpikir, adat istiadat, budaya, perilaku bahkan keyakinan individu, bangsa, dunia dan selama 7 tahun era reformasi era kebebasan pers, ke ” maha” kuasaan media telah membawa bangsa Indonesia diujung tanduk, mulai dari krisis ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, hukum, hankam dan moral. Moralitas insan media. syarat utama dalam membentengi bangsa dari  kenaifan rakyat yang tengah belajar berdemokrasi. Pencerahan moral dan intelektual bangsa yang sangat positif oleh media selama masa reformasi, telah dicemari oleh segelintir insan media ( artis, selebritis, sineas, presenter, pers dsb ) yang tidak bertanggung jawab secara moral, karena mengejar jam tayang, orientasi bisnis semata.Krisis multi dimensi ini akan mudah teratasi ketika moral insan media memprioritaskan panggilan tugas yakni menyelamatkan bangsa dari perpecahan dan kehancuran moral. 

Media dan UU Bela Negara

Sekalipun 10 jam tayangan Aa Gym, ustad Arifin dan Haryono per hari di TV, akan mudah terhapus dari benak manusia hanya karena  2 menit tayangan porno aksi, kekerasan, kejahatan yang  tumbuh  subur berkembang dibenak generasi muda, lalu bagaimana menghapus rekaman otak porno, kekerasan aksi ini ? 7 tahun kebebasan pers telah menghasilkan pembuatan dan tayangan film mistis yang membahayakan iman mereka yang masih labil, tayangan kekerasan, porno aksi telah membuahkan perilaku amoral bangsa, perkosaan, pembunuhan, HIV/AIDS, narkoba, abortus yang menghancurkan moral bangsa, khususnya generasi muda.  Hal diatas diperkuat oleh sebuah penelitian, respondennya menyatakan  64% tayangan pornografi, 68,5% kekerasan dan 66,4% berita sensasional TV menyebutkan berlebihan. Era Tehnologi telah memperkokoh peran “ kuli tinta cs” menjadi  kekuatan  bangsa yang terdepan dalam menembus  pergolakan menuju masyarakat demokrasi, kini masanya insan media menjadi pilar bangsa yang menentukan masa depan perjalanan.bangsa. Era globalisasi menjadi tantangan insan media, kemana bangsa ini akan dibawa, menuju masyarakat peradaban bermoral dan berkepribadian Indonesia atau masyarakat global yang dipengaruhi kebudayaan asing.

Melalui tayangan media mata hati rakyat dan politisi menjadi lebih jelas ketika kecepatan intervensi militer negara asing yang membantu paska Tsunami di Aceh, mengetahui seberapa besar  kemampuan kekuatan TNI dalam mensikapi keadaan krisis bangsa, ternyata keprihatinan rakyat  atas minimnya kekuatan TNI dibanding kekuatan militer negara asing itu telah ditanggapi secara dewasa oleh rakyat.
/Sikap....
Sikap dingin masyarakat terhadap TNI mencair setelah melihat daya juang TNI walaupun dengan peralatan dan SDM terbatas tetap mampu sebagai ujung tombak bangsa menangani dan menanggulangi bencana. Nasionalisme bangsa tergugah bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kekuatan moral, dan kekuatan moral ini diaplikasikan bila rakyat dan tentaranya bersatu. bagaikan ikan dan air (P.B.Sudirman).

Mengingat ancaman bangsa masa kini dan masa depan terletak pada kecanggihan  intervensi Tehnologi Informasi, seraya menunggu profesionalitas peralatan dan SDM TNI yang membutuhkan belasan tahun, maka Undang –Undang Bela Negara Tahun   perlu dilaksanakan secara bertahap sebagai modal  semangat  kebersamaan TNI dan Rakyat dalam mempertahan Merah Putih, memperkuat semangat persatuan dan kesatuan yang dilandasi  moralitas agama, maka insan media sebagai Pilar bangsa perlu dibekali dengan nilai-nilai patriotisme, dan nilai – nilai ini diaplikasikan dengan melaksanakan UU Bela Negara

Melaksanakan UU Bela Negara sebagai komponen pendukung, bukan berarti membendung UU Pokok Pers No 40 tahun 1999, tetapi justru menjadikan insan media menjadi lebih mandiri  bebas dan bertanggung jawab secara moral terhadap bangsa dan negaranya.  7  tahun era kebebasan pers sudah berlangsung, sejarah akan mencatat, bagaimana insan media sebagai Pilar Perekat Nurani Bangsa berproses membawa pikiran dan hati bangsa kealam demokrasi Indonesia, tanpa meninggalkan jati diri bangsa, sebagai bangsa yang memiliki nilai universal yang terkandung dalam Pancasila.. Dan hari ini liberalisasi pers telah mengundang kekhawatiran publik, apakah kebebasan tak terbatas itu akan diteruskan  yang justru  menjadi senjata makan tuan yang akan membungkam pers atau bebas bertanggung jawab sesuai nurani bangsa. Mengingat rawannya kondisi moral bangsa saat kini dan peran sentral insan media sebagai “tentara” diera  global tehnologi informasi,  maka langkah ini merupakan prioritas bagi strategi bangsa kedepan.

Media dan Agama.

Allah SWT sangat teliti dalam memberi informasi tehnologinya kepada manusia, disampaikan melalui malaikat ke nabi dan rasul-rasulnya sebagai manusia yang mampu secara redaksional, intelektual, moral menyebarkan informasi ke jutaan manusia, tahap demi tahap, ayat per ayat, yang dirangkum dalam kitab Jabur, Taurat, Injil, Al Qur’an dalam waktu yang sangat lama ( Al Qur`an, kira 30 tahun ), karena Sang Pencipta yang Maha Mengetahui akan ketidak mampuan dan dampak buruk terhadap manusia yang menyerap TI Allah SWT bila diturunkan sekaligus atau instan.  

Isyarat penyebaran informasi secara akurat, bertahap ini telah dianut selama ribuan tahun dan 50 tahun terakhir dimana manusia telah mencapai tingkat ”maha” kuasa dalam penyebaran TI. kalau Allah memerlukan rasul/nabi untuk penyebaran informasi, kini kecepatan informasi itu tidak perlu perantara atau filter dari manusia yang berkarakter agamis, apa kata kata hati manusia, tinggal klik info apa saja dari urusan surga dari buku, kitab suci sampai video, film berbau neraka dengan mudah didapat. Era TI kembali seperti jutaan yang lalu ketika Iblis dan Adam sama sama masih berada disurga langit, semua serba ada, serba boleh dan mudah didapat, dan hari ini anak cicitnya setan dan manusia sama-sama tinggal di surga dunia, semua serba ada, serba boleh dan tinggal klik apapun yang kenikmatan dunia yang bernilai nikmat palsu segara tampil didepan mata manusia, manusia kini mirip ” Tuhan ” layaknya.
Sayangnya, ciptaan Nya yang terpandai ini sangat ceroboh mentranformasikan ilmu Allah, merasa pandai dan sombong, lupa mereferensi tehnologi informasi Allah dan lalai dalam mendiskripsikan kedigjayaan ilmu tehnologi setan yang canggih  sebagai musuh utama yang mampu menelusup sebagai virus  dan merusak program  pikiran dan hati manusia kapan dan dengan cara apa saja. Nampaknya strategi setan berhasil dalam pemanfaatkan tehnologi informasi di jaman modern, disatu sisi dibiarkan untuk kebajikan manusia, selanjutnya untuk menghancurkan moral manusia.
/Bayangkan...
Bayangkan dalam hitungan detik, dengan mudah setan menancapkan dan mengcopy idenya ke pikiran dan hati ratusan juta manusia diseluruh dunia secara bersamaan lewat tayangan seks, pornografi, mistik, narkoba, kejahatan, pembunuhan, perkosaan, kekejaman, gossip, bunuh diri pada  anak-anak, orang dewasa dan bahkan tua bangka.

Tiap hari ratusan orang harus masuk penjara karena imannya rontok meniru pelajaran dari buah tehnologi modern setan tersebut,  sementara ribuan bahkan jutaan lainnya menunggu bom waktu saja, kapan dan dimana akan diledakkan ilmu setan itu. Mungkin sehabis mengaji atau sepulang gereja dan tidak mustahil kejahatan itu dilakukan terhadap darah daging sendiri, karena beberapa bulan sebelumnya cuci otak dan hati melalui tayangan media telah berlangsung sangat intensif. Jenis kejahatan apa yang akan dilakukan tergantung hasrat, situasi dan kesempatan. Awalnya bisa hanya ingin nonton bersama, atau hanya ingin mencuri, namun virus setan yang bercokol dihati memprogram lain, akhirnya terjadi pemerkosaan lalu dibunuh. Semua tadi dipermudah karena telah mencontoh tayangan media. 

Tayangan mistik, gaib dunia setanpun telah dijual dengan enteng oleh para insan media, padahal dampaknya sangat merusak keimanan mereka yang masih belia atau masih labil mentalnya. 40 menit film misteri setan, dan 2 menit terakhir peringatan ayat - ayat Tuhan yang menasehatkan agar pemirsa jangan terkecoh oleh setan dsb nya. Disinilah keberanian media, yang dengan enteng menganggap rekaman hati dan otak selama 40 menit itu dengan mudah dapat dihapus dengan ayat dan firman Tuhan selama 2 menit semudah menghapus tulisan dikertas dengan tip eks Mereka menganggap enteng ilmu setan, mahluk yang tidak pernah mati, usia ribuan juta tahun, bertehnologi canggih yang pernah memperdayakan nenek moyang manusia, Adam dan kini berada ditubuh manusia memprogram  hati dan pikiran ratusan juta manusia.

Keinginan Nabi Yusuf untuk dipenjara  memberikan gambaran betapa digjayanya setan mempengaruhi manusia. Yusuf yang dewasa elok, tampan, santun, berbudi luhur, dipelihara pejabat tinggi , telah menggoyahkan iman istri pejabat dan jatuh cinta pada budak Yusuf, juga telah membuat para wanita yang tengah memotong sayuran tanpa sadar mengiris jarinya ketika melihat keelokan rupa Yusuf. Hingga suatu saat terjadi perlecehan seksual terhadap Nabi muda, Nabi diselamatkan Allah dari nafsu seks bejad itu. Khawatir akan terulang kembali perlecehan seksual itu karena serumah dan dibawah kekuasaan bos yang zalim, Yusuf berkata kepada Allah, “wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari pada tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”.  Allah mengabulkan doanya, dan melalui sebab musabab versi manusia, akhirnya Nabi difitnah, dikorbankan, dan dipenjara demi menjaga harga diri dan kedudukan bos, bahwa yang bersalah adalah budak Yusuf, bukan istrinya. Betapa digjayanya tehnologi informasi setan, sampai-sampai demi membebaskan diri dari nafsu setan penguasa, seorang nabi Yusuf  rela dipenjara.  Merujuk kisah nabi Yusuf maka keberanian menayangkan hal yang tidak senonoh  patut diacungi jempol, seolah menganggap sepi peringatan Allah swt dipengadilan akhir. Dalih tugas yang dikemas demi hak  menerima informasi, keseimbangan berita, apalagi demi rating yang Ujung-Ujungnya Duit. Adakah insan media tengah memberi pembelajaran dan pengobatan bangsa, atau tak sadar bahwa senjata yang digenggamnya berdampak lebih dahsyat dari rudal, atau tak berdaya menampik arus kekuatan konspirasi global yang bertujuan menghancurkan moral bangsa.

Kata Heaney between my finger and my thumb, The squat pen rest ; snug as a gun,(  yang betul as a missile or a bomb, red ) Insan media adalah pilar bangsa seperti dua pilar bangsa lainnya TNI yang tengah distempel pelanggar HAM dan muslim tengah distempel teroris. Sebagai perekat bangsa, insan media harus berjuang membersihkan nama baik, menjernihkan dan mengangkat kembali pilar-pilar ini demi keutuhan bangsa Indonesia yang kini terancam disintegrasi , sebaliknya ia akan menjadi penghancur bangsa bila salah menggunakan munisi nuraninya. Rakyat tak sabar menanti sikap bijak insan media merekat dan mempersatukan bangsa, selamat berjuang !
.     

Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa, Wednesday, February 06, 2002, 6:37:58 PM



Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa,
Wednesday, February 06, 2002, 6:37:58 PM

Media, Potensi Pertahanan dan Pilar Bangsa,

Ancaman  bangsa dimasa depan bukan berasal dari kekuatan mesin perang konvensional , melainkan karena intervensi sistem Tehnologi Informasi (TI) negara-negara maju terhadap moral bangsa. Komunitas bangsa yang terdepan sebagai pengguna TI dan mampu membentengi kekuatan TI asing adalah komunitas Media Massa, termasuk insan Pres, film dsb, bahwa Merah Putih nya jiwa bangsa di era global ini sangat tergantung dari seberapa besar jiwa patriotisme insan media mewarnai moral bangsa melalui TI.  Kekuatan bangsa kini ada pada insan media karena media berkapasitas sebagai perekat jiwa  bangsa dan  menjadi pilar bangsa Tayangan Invasi militer AS di Afghanistan dan Irak, WTC 911, Gempa bumi dan Tsunami yang diliputi oleh media seluruh dunia pada detik yang sama  membuktikan betapa mudahnya kekuatan media membuat seluruh dunia prihatin, menangis secara bersamaan, membuka mata hati dunia termasuk bangsa Indonesia yang ber Pancasila, diingatkan kembali tentang tingginya nilai hidup manusia, Ke Maha Kuasaan Tuhan yang melampaui batas bangsa, agama, ras yang berarti bahwa peristiwa diujung manapun didunia berlaku universal bahwa seluruh individu dinegara mana pun agar memperbaiki diri dari hari kehari, saling menghormati, memelihara lingkungan hidup dimana iklim dunia  telah berubah secara global dan mematuhi aturan Nya.

Tingkat ke “maha” kuasaan dan kekuatan media yang borderless ini  mampu menembus benak, nurani, yang berujung merubah, memperbaiki atau merusak tatanan berpikir, adat istiadat, budaya, perilaku bahkan keyakinan individu, bangsa, dunia dan selama 7 tahun era reformasi era kebebasan pers, ke ” maha” kuasaan media telah membawa bangsa Indonesia diujung tanduk, mulai dari krisis ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, hukum, hankam dan moral. Moralitas insan media. syarat utama dalam membentengi bangsa dari  kenaifan rakyat yang tengah belajar berdemokrasi. Pencerahan moral dan intelektual bangsa yang sangat positif oleh media selama masa reformasi, telah dicemari oleh segelintir insan media ( artis, selebritis, sineas, presenter, pers dsb ) yang tidak bertanggung jawab secara moral, karena mengejar jam tayang, orientasi bisnis semata.Krisis multi dimensi ini akan mudah teratasi ketika moral insan media memprioritaskan panggilan tugas yakni menyelamatkan bangsa dari perpecahan dan kehancuran moral. 

Media dan UU Bela Negara

Sekalipun 10 jam tayangan Aa Gym, ustad Arifin dan Haryono per hari di TV, akan mudah terhapus dari benak manusia hanya karena  2 menit tayangan porno aksi, kekerasan, kejahatan yang  tumbuh  subur berkembang dibenak generasi muda, lalu bagaimana menghapus rekaman otak porno, kekerasan aksi ini ? 7 tahun kebebasan pers telah menghasilkan pembuatan dan tayangan film mistis yang membahayakan iman mereka yang masih labil, tayangan kekerasan, porno aksi telah membuahkan perilaku amoral bangsa, perkosaan, pembunuhan, HIV/AIDS, narkoba, abortus yang menghancurkan moral bangsa, khususnya generasi muda.  Hal diatas diperkuat oleh sebuah penelitian, respondennya menyatakan  64% tayangan pornografi, 68,5% kekerasan dan 66,4% berita sensasional TV menyebutkan berlebihan. Era Tehnologi telah memperkokoh peran “ kuli tinta cs” menjadi  kekuatan  bangsa yang terdepan dalam menembus  pergolakan menuju masyarakat demokrasi, kini masanya insan media menjadi pilar bangsa yang menentukan masa depan perjalanan.bangsa. Era globalisasi menjadi tantangan insan media, kemana bangsa ini akan dibawa, menuju masyarakat peradaban bermoral dan berkepribadian Indonesia atau masyarakat global yang dipengaruhi kebudayaan asing.

Melalui tayangan media mata hati rakyat dan politisi menjadi lebih jelas ketika kecepatan intervensi militer negara asing yang membantu paska Tsunami di Aceh, mengetahui seberapa besar  kemampuan kekuatan TNI dalam mensikapi keadaan krisis bangsa, ternyata keprihatinan rakyat  atas minimnya kekuatan TNI dibanding kekuatan militer negara asing itu telah ditanggapi secara dewasa oleh rakyat.
/Sikap....
Sikap dingin masyarakat terhadap TNI mencair setelah melihat daya juang TNI walaupun dengan peralatan dan SDM terbatas tetap mampu sebagai ujung tombak bangsa menangani dan menanggulangi bencana. Nasionalisme bangsa tergugah bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kekuatan moral, dan kekuatan moral ini diaplikasikan bila rakyat dan tentaranya bersatu. bagaikan ikan dan air (P.B.Sudirman).

Mengingat ancaman bangsa masa kini dan masa depan terletak pada kecanggihan  intervensi Tehnologi Informasi, seraya menunggu profesionalitas peralatan dan SDM TNI yang membutuhkan belasan tahun, maka Undang –Undang Bela Negara Tahun   perlu dilaksanakan secara bertahap sebagai modal  semangat  kebersamaan TNI dan Rakyat dalam mempertahan Merah Putih, memperkuat semangat persatuan dan kesatuan yang dilandasi  moralitas agama, maka insan media sebagai Pilar bangsa perlu dibekali dengan nilai-nilai patriotisme, dan nilai – nilai ini diaplikasikan dengan melaksanakan UU Bela Negara

Melaksanakan UU Bela Negara sebagai komponen pendukung, bukan berarti membendung UU Pokok Pers No 40 tahun 1999, tetapi justru menjadikan insan media menjadi lebih mandiri  bebas dan bertanggung jawab secara moral terhadap bangsa dan negaranya.  7  tahun era kebebasan pers sudah berlangsung, sejarah akan mencatat, bagaimana insan media sebagai Pilar Perekat Nurani Bangsa berproses membawa pikiran dan hati bangsa kealam demokrasi Indonesia, tanpa meninggalkan jati diri bangsa, sebagai bangsa yang memiliki nilai universal yang terkandung dalam Pancasila.. Dan hari ini liberalisasi pers telah mengundang kekhawatiran publik, apakah kebebasan tak terbatas itu akan diteruskan  yang justru  menjadi senjata makan tuan yang akan membungkam pers atau bebas bertanggung jawab sesuai nurani bangsa. Mengingat rawannya kondisi moral bangsa saat kini dan peran sentral insan media sebagai “tentara” diera  global tehnologi informasi,  maka langkah ini merupakan prioritas bagi strategi bangsa kedepan.

Media dan Agama.

Allah SWT sangat teliti dalam memberi informasi tehnologinya kepada manusia, disampaikan melalui malaikat ke nabi dan rasul-rasulnya sebagai manusia yang mampu secara redaksional, intelektual, moral menyebarkan informasi ke jutaan manusia, tahap demi tahap, ayat per ayat, yang dirangkum dalam kitab Jabur, Taurat, Injil, Al Qur’an dalam waktu yang sangat lama ( Al Qur`an, kira 30 tahun ), karena Sang Pencipta yang Maha Mengetahui akan ketidak mampuan dan dampak buruk terhadap manusia yang menyerap TI Allah SWT bila diturunkan sekaligus atau instan.  

Isyarat penyebaran informasi secara akurat, bertahap ini telah dianut selama ribuan tahun dan 50 tahun terakhir dimana manusia telah mencapai tingkat ”maha” kuasa dalam penyebaran TI. kalau Allah memerlukan rasul/nabi untuk penyebaran informasi, kini kecepatan informasi itu tidak perlu perantara atau filter dari manusia yang berkarakter agamis, apa kata kata hati manusia, tinggal klik info apa saja dari urusan surga dari buku, kitab suci sampai video, film berbau neraka dengan mudah didapat. Era TI kembali seperti jutaan yang lalu ketika Iblis dan Adam sama sama masih berada disurga langit, semua serba ada, serba boleh dan mudah didapat, dan hari ini anak cicitnya setan dan manusia sama-sama tinggal di surga dunia, semua serba ada, serba boleh dan tinggal klik apapun yang kenikmatan dunia yang bernilai nikmat palsu segara tampil didepan mata manusia, manusia kini mirip ” Tuhan ” layaknya.
Sayangnya, ciptaan Nya yang terpandai ini sangat ceroboh mentranformasikan ilmu Allah, merasa pandai dan sombong, lupa mereferensi tehnologi informasi Allah dan lalai dalam mendiskripsikan kedigjayaan ilmu tehnologi setan yang canggih  sebagai musuh utama yang mampu menelusup sebagai virus  dan merusak program  pikiran dan hati manusia kapan dan dengan cara apa saja. Nampaknya strategi setan berhasil dalam pemanfaatkan tehnologi informasi di jaman modern, disatu sisi dibiarkan untuk kebajikan manusia, selanjutnya untuk menghancurkan moral manusia.
/Bayangkan...
Bayangkan dalam hitungan detik, dengan mudah setan menancapkan dan mengcopy idenya ke pikiran dan hati ratusan juta manusia diseluruh dunia secara bersamaan lewat tayangan seks, pornografi, mistik, narkoba, kejahatan, pembunuhan, perkosaan, kekejaman, gossip, bunuh diri pada  anak-anak, orang dewasa dan bahkan tua bangka.

Tiap hari ratusan orang harus masuk penjara karena imannya rontok meniru pelajaran dari buah tehnologi modern setan tersebut,  sementara ribuan bahkan jutaan lainnya menunggu bom waktu saja, kapan dan dimana akan diledakkan ilmu setan itu. Mungkin sehabis mengaji atau sepulang gereja dan tidak mustahil kejahatan itu dilakukan terhadap darah daging sendiri, karena beberapa bulan sebelumnya cuci otak dan hati melalui tayangan media telah berlangsung sangat intensif. Jenis kejahatan apa yang akan dilakukan tergantung hasrat, situasi dan kesempatan. Awalnya bisa hanya ingin nonton bersama, atau hanya ingin mencuri, namun virus setan yang bercokol dihati memprogram lain, akhirnya terjadi pemerkosaan lalu dibunuh. Semua tadi dipermudah karena telah mencontoh tayangan media. 

Tayangan mistik, gaib dunia setanpun telah dijual dengan enteng oleh para insan media, padahal dampaknya sangat merusak keimanan mereka yang masih belia atau masih labil mentalnya. 40 menit film misteri setan, dan 2 menit terakhir peringatan ayat - ayat Tuhan yang menasehatkan agar pemirsa jangan terkecoh oleh setan dsb nya. Disinilah keberanian media, yang dengan enteng menganggap rekaman hati dan otak selama 40 menit itu dengan mudah dapat dihapus dengan ayat dan firman Tuhan selama 2 menit semudah menghapus tulisan dikertas dengan tip eks Mereka menganggap enteng ilmu setan, mahluk yang tidak pernah mati, usia ribuan juta tahun, bertehnologi canggih yang pernah memperdayakan nenek moyang manusia, Adam dan kini berada ditubuh manusia memprogram  hati dan pikiran ratusan juta manusia.

Keinginan Nabi Yusuf untuk dipenjara  memberikan gambaran betapa digjayanya setan mempengaruhi manusia. Yusuf yang dewasa elok, tampan, santun, berbudi luhur, dipelihara pejabat tinggi , telah menggoyahkan iman istri pejabat dan jatuh cinta pada budak Yusuf, juga telah membuat para wanita yang tengah memotong sayuran tanpa sadar mengiris jarinya ketika melihat keelokan rupa Yusuf. Hingga suatu saat terjadi perlecehan seksual terhadap Nabi muda, Nabi diselamatkan Allah dari nafsu seks bejad itu. Khawatir akan terulang kembali perlecehan seksual itu karena serumah dan dibawah kekuasaan bos yang zalim, Yusuf berkata kepada Allah, “wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari pada tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk memenuhi keinginan mereka dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”.  Allah mengabulkan doanya, dan melalui sebab musabab versi manusia, akhirnya Nabi difitnah, dikorbankan, dan dipenjara demi menjaga harga diri dan kedudukan bos, bahwa yang bersalah adalah budak Yusuf, bukan istrinya. Betapa digjayanya tehnologi informasi setan, sampai-sampai demi membebaskan diri dari nafsu setan penguasa, seorang nabi Yusuf  rela dipenjara.  Merujuk kisah nabi Yusuf maka keberanian menayangkan hal yang tidak senonoh  patut diacungi jempol, seolah menganggap sepi peringatan Allah swt dipengadilan akhir. Dalih tugas yang dikemas demi hak  menerima informasi, keseimbangan berita, apalagi demi rating yang Ujung-Ujungnya Duit. Adakah insan media tengah memberi pembelajaran dan pengobatan bangsa, atau tak sadar bahwa senjata yang digenggamnya berdampak lebih dahsyat dari rudal, atau tak berdaya menampik arus kekuatan konspirasi global yang bertujuan menghancurkan moral bangsa.

Kata Heaney between my finger and my thumb, The squat pen rest ; snug as a gun,(  yang betul as a missile or a bomb, red ) Insan media adalah pilar bangsa seperti dua pilar bangsa lainnya TNI yang tengah distempel pelanggar HAM dan muslim tengah distempel teroris. Sebagai perekat bangsa, insan media harus berjuang membersihkan nama baik, menjernihkan dan mengangkat kembali pilar-pilar ini demi keutuhan bangsa Indonesia yang kini terancam disintegrasi , sebaliknya ia akan menjadi penghancur bangsa bila salah menggunakan munisi nuraninya. Rakyat tak sabar menanti sikap bijak insan media merekat dan mempersatukan bangsa, selamat berjuang ! 

Minggu, 07 April 2013

Tips Sukses Dunia Akhirat




Tips Sukses Dunia Akhirat

1)  Fakta ke 1, bahwa kaki Rasullulah bengkak karena lama dan banyaknya sholat malam, Dalam bulan Ramadhan, fakta ini menggambarkan bahwa beliau lebih banyak menghabiskan waktu buat shalat malam ketimbang makan saur, bandingkan dengan perilaku ummatnya. Ikuti saur versi Rasullullah
2)  Fakta ke2, bahwa Rasullullah saur dengan 3-5 butir kurma dan air putih. Dengan demikian Makna saur yang benar versi Rasullulah adalah bukan buat makan, atau nyaur makan agar siang hari tidak begitu lapar atau haus dan kuat berpuasa hingga magrib, tetapi untuk sholat malam hingga menjelang fajar. Klo saur supaya gak lapar siangnya... ya gak usah puasa saja !! Ikuti saur versi Rasullullah. Mengapa hanya saur 3-5 kurma dan air putih ? Agar berenergi/gizi dipilih kurma. Dengan saur seadanya, Rasullullah justru berstrategi agar siang dan sore harinya dilanda rasa lapar dan haus, sehingga hati orang yang lapar dan haus akan berdoa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan, jadi sepanjang hari Rasullulah dengan perut lapar dan haus berdzikir tiada henti, istigfar mohon ampunan NYA, dan itulah makna puasa yang benar,Qolbunya hidup berdzikir seraya merasakan dan mendoakan ummatnya yang senantiasa dalam kondisi kekurangan. Dzikir qolbu disetiap nafas.
3)  Fakta ke 3, bahwa Allah SWT akan mengutus Jibril cs pada sepertiga malam hingga menjelang fajar di 10 hari terakhir Ramadhan untuk membagi hikmah Lailatul Qodar yg energi pahalanya lebih besar dari 1000 bulan . Anti sipasi LQ secara sungguh sungguh. Fakta ini di antisipasi oleh Rasullullah, menanti kehadiran Tamu Agung utusan Allah SWT ke bumi dengan cara sholat malam hingga fajar dan memimimaze waktu makan saur hanya makan kurma dan minum air putih. Anti sipasi LQ secara sungguh sungguh.
4) Fakta ke 4 bahwa menjelang berbuka saat puncak haus dan lapar, dimana momentum doa manusia dikabul saat dalam keadaan sulit, seharusnya digunakan untuk berdoa tetapi diselewengkan dengan ngabuburit untuk melupakan rasa lapar haus. Banyak berdoa menjelang berbuka. Hindari ngabuburit
 5) Fakta ke 5 bahwa berbuka dengan gizi yang cukup, tetapi digunakan untuk balas dendam, yang akhirya membuat rasa kantuk enggan tarawih, padahal makna tarawih juga baik untuk kesehatan. Berbuka dengan gizi secukupnya.
6)  Fakta ke 6, selama 12 bulan, perbandingan makan dan puasa 11 bulan makan : 1 bulan puasa, dan ini sangat timpang, karenanya Sebelum masuk Ramadhan, disunnahkan agar melakukan”pratugas” dengan melatih diri berpuasa, ala Rasullulah, sehingga saat Ramadhan, kebiasaan saur, puasa dengan dzikir qolbu dan tahajud menjadi produk unggulan meraih LQ, bukan seperti selama ini dengan karakter puasa ”kolak”. Latihan puasa di bulan Sya’ban, senin kamis yg bila dijumlah 3 bulan dalam satu tahun, sehingga perbandingan puasa: makan adalah 1:2,  agar sukses di Ramadhan meraih lailatul Qodar
7)  Fakta ke 7, Momentum Saur yg diselewengkan TV. Perkiraan turunnya Jibril dan para malaikat di 10 hari terakhir dimalam-malam ganjil, malam lailatul Qodar dengan pahala lebih dari 1000 bulan, malam kemuliaan yang disiapkan Allah SWT yang seyogyanya disikapi dengan kesenyapan untuk mendapatkan kekhusyukan, sayangnya ummat terjebak oleh TV agen mata-mata asing merusak moral bangsa dengan adegan tawa dan canda yang tidak berguna, disertai iklan makan, minum dan suplemen yang berlebihan agar kuat dan tidak lapar/haus disiang harinya. Sangat disayangkan bahwa ketika “ para tamu agung hadir ke bumi”, sebagian besar ummat muslim Indonesia justru menghadap TV agen konspirasiglobal Yahudi cs, bukannya sholat tahajud menghadap Allah SWT.. matikan TV dan menghadap Allah SWT.
8) Fakta ke 8, akhir ramadhan tarawih sepi, konsentrasi pd lebaran, mudik dg baju baru,makan dstnya, masyarakat terjebak pd ritual bahwa lebaran puncaknya ramadhan, pdhal akan hadir LQ sebagai puncak ramadhan, akibat melalaikan hidayah LQ berujung tiada perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat , ini krn lemahnya pemahaman makna ramadhan. Lailatul Qodar adalah puncak Ramadhan, bukan lebaran .
9) Kata kuncinya : saur dg kurma - tahajud hingga fajar – lapar - dzikir qolbu disiang hari - agar 10 hr terakhir dapat karunia LQ - pahala 1000 bulan - Maha Energi penghancur syetan yg hidup subur dihati manusia - ”Maha pulsa” untuk berkomunikasi dengan Allah SWT - yg akan merubah hidup nikmat dunia akhirat,          selamat berjuang, semoga Allah SWT membimbing kita sekalian, aamiin !

Rabu, 20 Februari 2013

SENI INTELIJEN



Seni Intelijen David Brooks, York Times, 2 April 2005

            Tahun-tahun antara 1950 dan 1065 menjadi zaman keemasan buku nonfiksi  Amerika.  Penulis seperti Jane Jacobs, Louis Hartz, Daniel Bell dan David Riesman memuntahkan banyak buku tentang masyarakat Amerika dan hubungan bidang Internasional. Mereka mengandalkan diri pada sejarah, sastra, filsafat dan agama untuk memahami pola sosial dan menangkap tren yang akan terjadi. Meskipun buku itu gampang ditemukan di toko buku, metode mereka tidak dipedulikan. Kelompok lain menolak pendekatan mereka yang di anggap generalis/humanis dan berusaha membuat analisis sosial menjadi ilmu eksakta.  Contohnya, bapak Intelijan Amerika Serikat, Sherman Kent, berpendapat bahwa ilmu sosial dan analisis Intelijen membutuhkan metode yang sistematis ”Lebih mirip metode ilmu Fisika” , katanya. Riset sosial dalam perencanaan perkotaan, sosiologi, dan analisis Intelijen mulai menjiplak ilmu Eksakta.

Sebuah makalah seorang sarjana Yale, Sulmaan Wasif Khan, memperlihatkan perbedaan mencolok antara dua cara memandang dunia itu. Khan membandingkan Perkiraan Intelijen Nasional era 1960-an yang dibuat CIA berkaitan dengan Cina yang baru saja di buka untuk umum dengan hasil analisis sarjana generalis seperti Donald Zagoria. Perkiraan Intelijen CIA muncul seperti yang anda bayangkan : Kumpulan data  tanpa emosi yang di buat teknisi anonim. Mereka tidak menghubungkan pola berdasarkan pemahaman sejarah Cina atau membuat generalisasi etos elite Cina. Pendekatan Zagoria agak berbeda. Mengandalkan pemahaman mendalam terhadap sejarah dan masyarakat Cina, dia membuat gambaran dramatis bagaimana harapan dan ketakutan pemimpin Cina.Ia membayangkan bagaimana kita mesti mendekati Cina dan bagaimana mereka akan menafsirkan langkah-langkah Amerika. 

Analisis CIA pada 12 November 1970 menyatakan kecil harapan kemajuan hubungan Amerika dengan Cina.  Zagoria sebaliknya menyatakan Cina akan membuka diri. Zagoria yang benar, Henry Kissinger berada di Cina dalam hitungan bulan setelah laporan CIA itu.  Tapi metode ilmiah yang digunakan CIA dan jargon teknisnya tampak lebih dipercaya (dipakai untuk justifikasi anggaran yang lebih besar). Maka kita pun selama puluhan tahun mendapat kegagalan intelijen yang sangat besar.  

Minggu ini panel bidang intelijen yang dibuat presiden menunjukkan kegagalan yang sama dengan yang dibuat laporan lain.   Mereka menyatakan analisis intelijen ”memperlihatkan tidak adanya imajinasi”.  Mereka menciptakan spesialisasi semu: memisahkan analisis regional, teknikal, dan terorisme.  Mereka menciptakan lapisan-lapisan analisis kasar.  Komisi ini melakukan apa yang sudah dilakukan ditempat lain.   Mereka mencoba mengorganisasi birokrasi analisis agar hasilnya lebih baik.
           
Tapi masalahnya bukan birokrasi.  Ini soal dasar berpikir manusia sangat bagus menggunakan naluri dan imajinasi untuk memahami orang lain.  Kita tahu, dari kemajuan bidang neuroscience yang dipopulerkan Malcom Gladwellad dalam Blink, bahwa pikiran manusia bisa melakukan sesuatu yang fantastis dalam mengenali pola bawah sadar.   Ada proses tak tampak yang kita gunakan untuk menafsirkan dunia dan orang di sekitar kita.  Saat anda mencoba menganalisis masalah manusia menggunakan proses yang sistimatis, prosedural dan birokratis seperti yang dilakukan CIA, anda akan mematikan alam bawah sadar itu.  Anda tidak menghasilkan alasan mengapa ada kejadian tertentu. 

Saya percaya masyarakat intelijen sudah benar berubah saat melihat analisis yang dikirim ke pusat pelatihan memperlihatkan pelajaran Thucydides, Tolstoy dan Churcill bisa memahami perilaku manusia.  Saya percaya sistem sudah diperbaiki saat membuat kebijakan melihat laporan lain yang ditandatangani orang yang berbeda, yang tidak lagi diajukan sebagai laporan anonim, seragam, birokratis dan dengan item yang tampak seakan-akan hasil konsensus ilmiah. Saya percaya sudah ada perbaikan saat ada spanduk besar di depan Markas CIA  bertulisan ”Pikiran individu lebih baik dari pada kelompok”.

Sabtu, 16 Februari 2013

akuisisi dan monopoli frekwensi melanggar UU

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Dewan Pers sepakat bahwa pemusatan kepemilikan atau monopoli lembaga penyiaran swasta oleh satu orang atau satu badan hukum, baik di satu wilayah maupun di beberapa wilayah siaran, tidak dibenarkan dan melanggar UU No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
Demikian halnya dengan izin kepemilikan frekuensi tidak bisa dipindahtangankan, karena itu adalah ranah publik yang seharusnya digunakan sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.
Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers Wina Armada Sukardi dalam sidang uji materi UU Penyiaran di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (19/1), mengatakan, kemerdekaan pers adalah milik publik dan harus dimanfaatkan untuk kepentingan publik.
Terkait uji materi Pasal 18 Ayat 1 dan Pasal 34 Ayat 4 UU Pers, Wina mengatakan, UU Penyiaran sejak awal dirancang untuk mencerminkan kebhinnekaan dan tidak dimonopoli oleh lembaga penyiaran tertentu.
“UU Penyiaran jelas melarang pemusatan kepemilikan dan monopoli lembaga penyiaran swasta seperti yang dilakukan beberapa lembaga selama ini,” katanya.
Mengenai akuisisi dan izin pindah tangan frekuensi, seperti yang dilakukan PT Elang Mahkota Teknologi (EMTK) yang mengakuisi Indosiar atau pemusatan kepemilikan seperti yang dilakukan MNC grup dan beberapa televisi lainnya, Wina mengatakan, pada prinsipnya monopoli dilarang dan tidak dibolehkan. Izin frekuensi juga dilarang dan tidak boleh dipindahtangankan ke pihak lain dengan berbagai cara atau modus.
Wina menjelaskan, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan terkait monopoli dan kepemilikan frekuensi, yakni izin penyiaran hanya dibolehkan untuk perusahaan, pemilik, dan pemegang saham yang berbeda-beda. Jika perusahaannya berbeda, tetapi pemegang sahamnya sama, maka itu tidak diperbolehkan.
“Jika berbentuk grup, maka izin dan frekuensi tidak boleh diberikan kepada gabungan pemegang saham,” katanya.
Dewan Pers secara eksplisit mau mengatakan bahwa akuisisi dan pemindahtanganan frekuensi yang dilakukan beberapa stasiun televisi, seperti PT EMTK mengakuisi Indosiar, pemusatan kepemilikan yang dilakukan MNC Grup, dan sebagainya, tidak dibenarkan dan melanggar UU Penyiaran.
Sementara itu, Judhariksawan yang mewakili KPI di depan majelis hakim MK mengatakan, terkait akuisisi Indosiar oleh PT EMTK yang juga memiliki SCTV, pihaknya sudah mengeluarkan legal opinion atau opini hukum bahwa tidak dibenarkan terjadi pemusatan kepemilikan oleh perseorangan, holdin,g dan akuisisi oleh satu lembaga penyiaran.
“KPI menyadari bahwa jika terjadi pemusatan kepemilikan, maka akan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat, karena frekuensi adalah sumber daya alam terbatas, yang harus dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.
KPI juga mengatakan, pemusatan kepemilikan juga akan menggiring opini publik, yang pada akhirnya masyarakat umum dirugikan. “Ada banyak fakta dimana opini digiring untuk kepentingan pemilik dan politik praktis,” katanya.
Karena itu, di depan tujuh majelis hakim MK yang diketuai Harjono, KPI menegaskan, berdasarkan UU Penyiaran, terutama Pasal 18 Ayat 1 dan Pasal 34 Ayat 4, sebagaimana yang diuji materikan saat ini, izin penyiaran tidak boleh dipindahtangankan ke pihak lain, dengan cara apapun.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Ahmad Junaidi mengatakan, pihaknya hanya menguji aspek persaingan usaha dan tidak masuk pada soal pemusatan kepemilikan, konten, izin frekuensi seperti yang ditetapkan UU Penyiaran.
Sementara itu, Koordinator Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) Eko Maryadi mengatakan, dalam UU Penyiaran ditegaskan sanksi bagi mereka yang melanggar, yakni pidana penjara dua tahun dan denda Rp 5 miliar. Pasal 18 Ayat (1) menyebut,
“Pemusatan kepemilikan dan penguasaan Lembaga Penyiaran Swasta oleh satu orang atau satu badan hukum, baik di satu wilayah siaran maupun di beberapa wilayah siaran, dibatasi.” Juncto Pasal 58 huruf a berisi pokok “melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Ayat (1) untuk penyiaran televisi diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau denda paling banyak lima miliar rupiah.”
Pasal 34 Ayat (4): ”Izin penyelenggaraan penyiaran dilarang dipindahtangankan kepada pihak lain.” Juncto Pasal 58 huruf c: “melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4) untuk penyiaran televisi diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau denda paling banyak lima miliar rupiah.”