Minggu, 20 November 2011

Keajaiban Hati

Keajaiban Hati.

Setiap menjelang magrib si kakek menggendong cucunya berumur 3 bulan kemudian diletakkan didepan TV. Pada usia 4 bulan, bayi lelaki itu bereaksi terhadap suara adzan magrib, dengan mata berbinar nampak gembira, posisi terlentang, kaki dan tangannya bergerak-gerak ritmis sesuai suara adzan, selesai adzan ia kembali tenang dan tertidur. Saat ia sudah bisa duduk, ketika adzan berbunyi, ia terpaku menatap TV tanpa bergerak, sampai air-liurnya menetes, demikian setiap hari yang terjadi . Suatu saat sang kakek terkejut ketika cucunya menarik sarungnya, seraya menunjuk kearah sebuah majalah yang ada tulisan arabnya, dan berteriak.... tuuuu Allah, dan itu pertama kali ia mengeluarkan suara yang agak jelas. Suatu sore ia digendong si kakek, ia menunjuk kearah langit yang memerah menjelang magrib dan bersuara keras ...tuuuu Allah. Juga ketika dibawa naik becak, ditengah kegembiraan ia menunjuk ke mesjid dan berkata keras .tuuuu.... Allah

Tayangan TV saat adzan magrib direkam dengan baik oleh si Dani, suasana langit yang memerah, tulisan arab, kubah masjid telah menjadi simbol dasar Allah SWT, isi hatinya penuh dengan memori yang berkaitan dengan Allah SWT sampai-sampai tertecus ucapan Allah SWT, ia berdzikir diusia bayi. Rekaman otaknya yang masih segar dan bersih telah dipenuhi oleh kalimah Allah SWT jauh sebelum rekaman peristiwa lain yang kelak akan direkamnya. Otak dan hatinya sudah mendapatkan cetak biru yang luar biasa, modal dasar agar tidak terjerumus dalam mengarungi alam kehidupan yang penuh dengan informasi yang menyesatkan. Si kecil telah memberi contoh tentang keajaiban hati, agar manusia dewasa berdzikir, mengaji, mengagumi, memelihara keindahan alam semesta ciptaan Allah SWT, kini ia telah menjadi pemuda yang tangguh menatap masa depan dengan bekal dzikir dan ilmu pengetahuannya.

A, seorang mahasiswa tingkat akhir Universitas di Saudi, mengalami gangguan jiwa sesaat yang harus dirawat. Selama perawatan ia mengaku bahwa jiwanya merasa sangat terganggu setelah ia terjebak berzina. Dalam wawancara psikiatris, ia mengatakan bahwa sesaat setelah berzina, dirasakan bahwa seluruh sel-sel tubuhnya menangis. Yang menangis bukan saja matanya, sel-sel tubuh yang lain berdenyut-denyut mengeluarkan cairan secara serentak. Semenjak itu dirinya senantiasa disergap oleh perasaan berdosa, karena peristiwa itu terulang dan terbayang selalu.

A tentu sangat paham tentang perbuatan terlarang, namun ia tidak menyadari pengaruh dahsyat akibatnya. Sensitivitas bathin, perasaannya sudah sampai sedemikian tinggi, artinya ia sudah mencapai taraf yang sangat peka dalam mendeteksi suatu perubahan, taraf pemahaman religiusnya tanpa ia sadari sudah mendarah daging, terbukti ia mampu mendiskripsikan kejadian apa yang tengah berlangsung dalam darah dagingnya yang menjadi mustahil bagi manusia normal sekalipun ia tokoh religius. Intinya ketika ia tengah memperdalam agama dengan serius, dan tekun, seluruh kemampuan diri, hati, pikiran dan perasaannya dicurahkan, juga memperbaiki segala perilaku sehari-hari nya.

Si A telah sampai pada taraf hati yang bersih, yang peka terhadap perubahan, isyarat kehidupan dan ketika ia terjebak zina, dapat dimengerti betapa besar goncangan jiwanya. Ibarat timbangan yang sangat peka, 1 titik debu akan tertera dan ini sangat mengganggu suasana jiwa Manusia normal yang hatinya tidak pernah tobat minta ampun atas kesalahan masa lalu, sekotor dan seharam apapun yang dimakan, dilakukan, tidak akan berpengaruh kepada jiwanya, apa mungkin bercermin pada kaca yang kotor ? Apakah dosa akan hapus dengan sholat, dzikir bahkan berbuat baik, atau dosa tidak sholat hapus karena berbuat baik ? Yang satu memakai jalur kereta api dan yang lain jalur mobil, kan berbeda ?

Betapa besar kerusakan jiwa manusia yang dihancurkan syetan, karenanya manusia diperintahkan untuk berlindung kepada Allah SWT dalam menghadapi syetan, karena tanpa pertolongan dan ridho Nya, manusia tidak mampu melawan syetan. Mempersiapkan persenjataan melawan syetan dilakukan sejak dalam kandungan dimana ibu selalu berdzikir, mengaji Al Qur’an, ayah menafkahi dengan uang halal, bayi, balita di perkenalkan dengan nuansa agama secara intensif, agar menjelang dewasa hingga akhir hayat, dari detik ke detik, menit ke jam, ke hari, tahun ke tahun, persenjataan manusia semakin canggih dalam menghadapi ilmu syetan yang sangat canggih, yang pernah mengalahkan Nabi Adam As, dan tidak pernah mati hingga saat ini . Selamat berjuang .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar