Sabtu, 16 Februari 2013



On Line dengan NYA

                Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi momentum ummat manusia bahwa Allah SWT sedang mencerahkan kehidupan ummat dengan  menganugerahkan Rahmat dan Hidayah Nya kepada kita semua yang salah satunya adalah anugerah “ Tehnologi Komunikasi Sholat “. Makna dibalik kelahiran Rasullullah yang hingga akhir zaman kelak tetap aktual ditengah-tengah kemajuan diabad tehnologi komunikasi.

Dalam hitungan detik tersambung komunikasi HP Medan ke Belanda, seperti tengah bicara langsung atau bertatap muka melalui TV, seberapa sadar kita bahwa hanya dalam hitungan detik ternyata telah berlangsung komunikasi yang perbandingan jarak komunikasinya justru dua atau tiga kali lebih jauh daripada jarak fisik Medan-Amsterdam, SLJJ, jarak puluhan ribu mil itu diabaikan oleh kecanggihan tehnologi komunikasi, seolah ruang dan waktu menjadi tiada.

Tehnologi diatas mempermudah manusia mengerti apa yang tengah berlangsung ketika sedang menegakkan sholat. Demikianlah Kebesaran Allah SWT, tanpa disadari, ternyata ketika manusia tengah menegakkan sholat, telah terjadi proses Mi’raj ( SLJ Maha Jauh), yang membawa energi manusia menembus 6 lapisan langit untuk sampai “sholat“ dihadapan  Allah SWT. Peristiwa komunikasi yang Maha Canggih ini tidak banyak disadari manusia ternyata memiliki muatan yang sangat sarat dengan maha tehnologi, yang mengabaikan ruang dan waktu.

Sayangnya sebagian terbesar manusia  merekayasa tehnik ber komunikasi dengan Tuhan dengan cara ciptaan sendiri, atau mengikuti adat dan kebiasaan leluhur dari berabad-abad lampau. Dan yang  lebih menyedihkan, diabad mana Allah SWT telah memberi pencerahan kepada manusia ditandai kehadiran Rasullullah yang membawa perintah komunikasi maha canggih, masih banyak saja yang tidak mau pakai tehnologi sholat, padahal kebutuhan komunikasi diabad ini mutlak dibutuhkan terbukti  HP ( yang tehnologi komunikasinya hanya mampu  sebatas dibawah langit lapis pertama ) ditenteng kemana-mana  beberapa buah, bahkan dengan puluhan kartu SIM, mengapa orang yang demikian pandai, terhormat karena berilmu canggih masih saja terjebak dalam ke angkuhan hati yang akhirnya sampai pada tingkat ke “bodoh”an yang kelak akan menyesatkan ?

Sedemikan besar kebutuhan komunikasi itu, akhirnya menjadi sebuah kenikmatan dan kemudahan  hidup, nikmatnya berkomunikasi kapan dan dimana saja dengan HP mahal, canggih didalam rumah , kantor dan mobil nan sejuk, merasakan ketenangan, keamanan ketika mendapat kabar gembira dari kerabat kampung halaman, menjadikan hati berbunga-bunga ketika komunikasi bisnis atau asmaranya lancar, apakah ada suasana yang lebih nikmat dibanding bila dapat berkomunikasi dengan Sang Pencipta ?

Ketika Rasullullah dibawa Jibril Isra’ Mi’raj dengan Buroq dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian terbang kelangit menembus 6 lapisan langit sampai di langit ke tujuh di Sidratul Munthaha untuk di install tehnologi sholat oleh Allah SWT; beliau diberi kenikmatan dan kemudahan melihat kejadian gaib, mengenali, bertemu, menyapa dan mendengarkan nasehat  para Nabi yang bersemayam di setiap lantai 7 lapisan langit, maka manusia biasa tidak mengalami situasi gaib semacam itu, namun manusia mampu merasakan kenikmatan yang luar biasa ( yang tidak akan pernah dirasakan dalam situasi apapun ) ketika ia mampu melaksanakan Mi’raj dengan kekhusyukan sholatnya.Bagaimana suasana hati seorang tengah sholat yang “diterbangkan ” dengan sangat cepat menembus keheningan malam dan kesejukan alam semesta, menembus lapis langit demi langit, kemudian tersungkur dihadapan Allah SWT karena merasa kecil, hina, dina dirinya dibanding yang tengah disembah dan diagungkan, zat yang Maha Agung Allah SWT.

Dan ketika membaca Iyyaka na’ budu wa iyyaka nas ta’iin, hanya pada Mu lah kami menyembah dan hanya kepada Mu lah kami mohon pertolongan, Ihdinash shiraathal mustaqiim, tunjukkanlah kami jalan yang lurus, shiraathal ladziina an’ amta ’alaihim, ghairil magh duubi ‘alaihim wa ladh dhaalliin, jalan yang telah Engkau beri kepada mereka nikmat, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat, ada perasaan sangat nikmat menyergap hati karena merasakan tengah sholat dan di online kan Allah SWT dengan milyaran manusia lainnya dipermukaan bumi, sekalipun dilain tempat, ruang dan waktu,  tanpa disadarinya energi Allah yang Maha Besar tadi tengah mengaliri sanubari dan perilaku dirinya dan juga giga triliun jaringan lainnya, dan energi Allah ini akan mencharge tenaga batin manusia yang sholat tadi dengan kenikmatan sholat yang tiada taranya, yang kemudian kenikmatan sholat itu berpendar kesegi kehidupan dalam Rahmat dan Hidayah Nya yang tampil menjadi manusia yang sabar, rendah hati, ikhlas, tunduk semata hanya kepada Allah SWT.
Rasa nikmat berkomunikasi dengan Allah SWT sehingga Rasullullah tak menyadari lamanya berdiri on line sholat malam sehingga kaki menjadi bengkak, tak tergantikan oleh kenikmatan lainnya. Rasullullah memohonkan ampun atas kesalahan ummatnya yang tidak mau melaksanakan sholat dan masih lalai dalam menegakkan sholat, sekalipun Allah SWT telah “membuka dan memberikan” makna yang terkandung dibalik kelahiran Rasullullah melalui kehadiran tehnologi  komunikasi modern saat ini.

Sosok Rasullullah sebagai pemimpin ummat, yang sangat luhur budi pekertinya, bersahaja tingkah lakunya, cerdik dan cerdas pemikirannya tetap aktual dan tidak akan pernah lapuk  dimakan zaman, dan menjadi panutan bagi setiap insan yang cerdas, dan bersahaja, rela dan ikhlas untuk on line dalam jalur komunikasi Nya, Selamat berjuang.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar